OPINI
OPINI

Hancurnya Raja Lalim

image_pdfimage_print

Mereka adalah orang orang yang tiap hari kerjanya mengejar keuntungan. Keuntungan itu adalah motivasi paling tinggi bagi mereka. Bahkan mereka dapat mengendus keuntungan itu dari balik barang paling busuk semacam tai sekalipun.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Mereka itu hanya sibuk mencari cara mendapatkan keuntungan lebih besar dan lebih besar lagi. Menumpuk numpuk kekayaan adalah kesenangan mereka.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Merkantilis yang kaya raya itu tak seperti raja dan keluarganya yang suka berfoya foya. Kelas mereka yang biasa hidup esketis itu lebih suka mengeluarkan biaya untuk mencari cara agar keuntungan itu bisa dilipat ganda. Mereka sibuk biayai sebuah penemuan baru ketimbang gunakan hartanya untuk pesta pora.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Pada satu ketika, para merkantilis itu mendapat berkah dari apa yang mereka keluarkan untuk membiayai proyek temuan teknologi anak-anak muda cerdas dari dunia pencerahan, aufklarung!. Dunia yang dipenuhi orang cerdas abad ke-17 an. Orang orang  cerdas dengan temuan temuanya dan terutama temuan mesin uap, alat pintal kain, lampu neon dan lain sebagainya.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Merkantilis bermental makelar alias dagang itu mendapatkan berkah dengan kuasai temuan anak anak muda inovatif semacam James Watt, Thomas Alfa Edison dan lain lain. Mereka berhasil lipat gandakan keuntungan dengan membuat organisasi baru yang bernama Pabrik.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Ya, kotak khusus yang pekerjakan orang bodoh dan lemah dengan bayaran murah untuk melipatgandakan produksi barang dan kemudian menjual dan menyebarkannya ke seluruh dunia.

Berita Lainnya:
Maraknya Kriminalisasi Guru, Bukti Lemahnya Perlindungan Negara
ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Para agamawan dan raja raja itu masih sibuk untuk memperluas pengaruhnya dengan metoda kuno. Jualan dogma dan kalahkan perang.

Sementara para merkantilis itu lalu metamorfosis menjadi seorang kapitalis. Menciptakan kerajaan dan kuil mereka dalam bentuk pabrik nan canggih. Menekuk otak cerdik pandai jadi pekerja kelas penindas pekerja dengan insentif yang bernama gaji besar. Hitungan kompensasi kecil dari keseluruhan prosentase biaya plus keuntungan.

Mereka dengan sogokan opium, minuman yang memabukkan dan wanita cantik meminta agar Raja raja itu membuat aturan di luar kebijaksanaan untuk melindungi rakyatnya. Satu aturan untuk merekognisi kejahatan baru dalam mengeruk keuntungan lebih besar. “Hancurkanlah hidup primitif, tumbangkan hutan hutan! sambut deret pertumbuhan kemakmuran!” teriaknya.

Tak hanya itu, mereka juga telah buat rekayasa dan sokongan kepada kelas di tengah para cerdik pandai yang terbengkokkan otaknya, penganut agama yang lemah iman dan keluarga raja yang terabaikan untuk memberontak dengan satu teriakan “harus ada pembagian kekuasaan!”.

Dimana mana muncul pemberontakan terhadap feodalisme yang digerakkan dari kelompok kelas tengah. Mereka yang hidupnya ingin bebas lepas dari kungkungan autokrasi raja dan sekaligus tak percaya doktrin agamawan yang ketat atur hidup mereka. Mereka adalah anak anak muda urakan yang kerjanya berfilsafat dan bermusik ria, dan luwes bergaul dengan buruh kotor dan petani miskin.

Berita Lainnya:
Aksi 411 di Monas: Minta Jokowi Bertanggung Jawab atas Kasus KM 50

Mereka itu adalah golongan anak sekolahan tinggi yang suka pada rekayasa sosial. Mereka dorong  dan motivasi para buruh dan petani untuk berserikat. Mereka lantang teriakan perlawanan terhadap kekuasaan raja.

Insinyur sosial seperti Montesque lalu temukan cara agar ada pembagian kekuasaan dari raja. Namanya Trias Politika. Intinya raja harus berbagi kekuasaan. Ada legislatif, ada eksekutif dan yudikatif. Raja itu pada akhirnya hanya perlu sebagai simbol belaka dan semua hidupnya yang penting terjamin tak berkekurangan.

Raja yang lalim dan berketurunan dari permaisuri yang mabuk gemerlap berlian lalu hasilkan keturunan raja yang bodoh dan terus mengikuti saja apa maunya para kapitalis. Kerajaan kerajaan itu telah tumbang. Bahkan sebagai simbolpun lenyap satu satu.

Munculah sebuah temuan baru sebuah pemerintahan yang bernama ” demos kratos”. Pemerintahan yang terdiri dari elite buruh proletar lumpen dan petani miskin. Juga model petruk yang disanjung jadi raja.

Buruh buruh miskin, petani gurem yang tergusur tanahnya oleh ekspansi pabrik dan perkebunan para kapitalis itu tetap dimobilisir oleh para kapitalis lewat kendali pimpinan serikat buruh dan serikat tani dan tokoh dari anak anak muda urakan Haute Bauheme yang hidupnya setengah berantakan sejahtera.

1 2 3

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya