Kamis, 19/09/2024 - 08:21 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

OPINI
OPINI

Hancurnya Raja Lalim

Penulis: Suroto**

DUNIA hari ini adalah hasil dari pergulatan ide, dan juga desakan keadaan hari kemarin. Hal-hal yang penuh rekayasa dan atau sesuatu yang terjadi secara alamiah. Tetapi tata dunia hari ini sepertinya tak pernah berubah dalam gambarkan hegemoni yang panggah dari kepentingan satu, atau sekelompok orang yang sakit jiwa. Mereka yang ingin terus perlu merasa berharga dan dihargai oleh dunia.

Segelintir orang menghegemoni dan menguasai secara material harfiah hingga hal-hal imaterial spiritual. Lalu sebagian besarnya tunduk dan taat mengamini sebagai kebenaran, menjadi kewajaran baru. Hal itu sebagai sebuah tata dunia yang keropos.

Dulu kala ketika dunia ini belum dikuasai oleh kaum kapitalis-finansialis hari ini, adalah berada di bawah kuasa para pembawa agama yang penuh dogma. Mereka yang berusaha membawakan narasi sebuah fiksi untuk membentuk keteraturan. Mereka bahkan berusaha untuk saling memenangkanya dalam bentuk sugesti ringan hingga peperangan bersimbah darah.

Agama-agama itu diciptakan oleh seorang Mesias, pembaharu yang berusaha keras katakan dunia ini butuh ketertiban baru dan tatanan baru. Dia, Sang Mesias itu datang menertibkan dunia yang dianggap jahiliyah, karut marut, dan chaos.

Dia datang dengan tawaran nilai dan prinsip agar orang percaya dan memiliki kepercayaan pada aturan yang diciptakanya dengan mantra “engkaulah orang yang terpilih!”.

Para agamawan dengan perangkat elitisnya: Mesias dengan kitabnya, wakil wakilnya, pendogma sebagai penyuluh lapang, datang menghegemoni manusia lain yang dalam hidup ini dianggap kehilangan orientasi dan kehilangan jatidiri. Mereka yang  tak mampu kendalikan diri dan tak sanggup hadapi pahit getir hidup ini masuk menjadi penganut.

Dogma bekerja membuat manusia yang berharga sebagai yang berhubungan dengan “elite” agamawan. Mereka yang punya hubungan khusus semakin dekat dengan Sang Mesias adalah yang hidupnya memiliki tingkat keberesan terbaik. Mereka dijamin terhubung sampai kematianya. Dipuja dan dielukan sampai beranak pinak membentuk kekerabatan, untuk satu tujuan: Politik. Menguasai dunia seisinya hingga akhir zaman.

Mesias yang satu mendapat tentangan dari mesias lainya yang lahir belakangan. Muncul sebagai perongrong baru. Ciptakan gerombolan baru mengikis  dogma lama dan mengajak secara paksa orang agar tidak mempercayainya. Keluar sebagai kafir. Tidak mempercayai dalil lama.

Ketika agama agama itu dalam kondisi mapan, telah juga lahirkan sekelompok anak muda yang terbuat dari  baja sepuhan berfisik kuat untuk menaklukkan orang lain. Mereka yang paling kuat tajinya lalu diangkat jadi pemimpin mereka. Mereka menobatkan dia menjadi Raja.

Raja itu adalah pemuda perkasa. Dia datang bersama perangkat perangnya seperti panglima dan prajurit yang mengasah pedang yang tajam, tombak, serta membuat bambu yang diruncing sedemikian rupa yang kalau dibuat menusuk lambung  membuat ngilu. Mereka menggunakan senjata dan keterampilan berperang untuk datang menundukkan orang. Menghabisi para penentangnya.

Raja itu mengirim pasukan ke tempat tempat yang berani melawan kekuasaan mereka. Membantai secara tak terperi demi menguasai kapling wilayah yang luas meliputi dunia. Munculah Firaun di Mesir yang menobatkan diri sebagai Tuhan baru, penguasa Dunia. Sampai Si kejam dari Rumania, Vlad Teplez yang dengan senyum sumringah bantai 20.000 an manusia tak berdaya dari anak anak, perempuan, dan laki laki pembangkang.

Raja yang satu menyerang raja yang lain. Lalu mereka yang kalah berperang kuasai kelompok yang lain, bangsa atau bani yang lain. Mereka terus ingin kuasai dunia dan lancarkan ekspansi.

Di luar kepentingan para pendogma dan mereka yang sibuk berperang itu munculah satu kelompok anak muda oportunis. Mereka adalah yang hanya tertarik pada pemberi “keuntungan ” bagi dirinya. Mereka itu adalah kelompok yang selama ini tak pernah terlalu diperhitungkan. Mereka adalah kelompok pedagang, merkantilis.

Kerjanya adalah merayu para agamawan dan raja untuk mensuplai bahan makanan mereka. Bagi mereka tidak penting untuk mengajak orang mempercayai dogma atau memenangkan perang. Mereka kerjanya menyuguhi minuman memabukkan dan opium kepada raja dan berpindah menganut agama sesuai selera agamawan.

1 2 3

Reaksi & Komentar

وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّن ذُكِّرَ بِآيَاتِ رَبِّهِ فَأَعْرَضَ عَنْهَا وَنَسِيَ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ ۚ إِنَّا جَعَلْنَا عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ أَكِنَّةً أَن يَفْقَهُوهُ وَفِي آذَانِهِمْ وَقْرًا ۖ وَإِن تَدْعُهُمْ إِلَى الْهُدَىٰ فَلَن يَهْتَدُوا إِذًا أَبَدًا الكهف [57] Listen
And who is more unjust than one who is reminded of the verses of his Lord but turns away from them and forgets what his hands have put forth? Indeed, We have placed over their hearts coverings, lest they understand it, and in their ears deafness. And if you invite them to guidance - they will never be guided, then - ever. Al-Kahf ( The Cave ) [57] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi