Jumat, 08/11/2024 - 05:01 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan 3 Pj Bupati dan Pj Walikota di Provinsi Aceh
NASIONAL
NASIONAL

Pengamat Sebut PDIP Kurang Happy Anies Baru Buka Komunikasi Usai Ditinggal PKS, PKB dan NasDem

image_pdfimage_print

BANDA ACEH  – Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno menyampaikan analisanya soal apa sebab Anies Baswedan belum kunjung dideklarasikan maju Pilgub DKI Jakarta oleh PDI Perjuangan.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Dia menilai bukan perkara sederhana bagi PDIP memberikan karpet merah untuk Anies.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

“Tidak sesederhana itu bagi PDIP memberikan karpet merah. Makanya dalam pidatonya Megawati mengatakan kemana saja kok baru sekarang,” kata Adi dalam wawancara di Kompas TV, Selasa (27/8/2024).

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Adi mengatakan komunikasi yang dilakukan Anies terlambat.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

“Sepertinya menegaskan komunikasi politik ke PDIP rasa-rasanya terlambat. Setelah semua partai hengkang PKS, PKS dan NasDem, kok kemudian Anies baru buka komunikasi politik,” ujarnya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Santri Nasional 2024 dari BPPA

“Jadi dalam konteks ini sepertinya PDIP agak kurang happy kalau niat dan maju (Pilkada DKI Jakarta) mestinya sejak lama (komunikasi) sudah dibangun oleh Anies pasca kalah pilpres,” tambahnya.

Lebih lanjut Adi menjelaskan, Megawati Soekarnoputri ingin menegaskan bahwa PDIP tidak serta merta mengusung orang yang selama ini tidak pernah menjadi bagian dari mereka.

“Karena stok kader PDIP di Jakarta banyak ada Ahok, Djarot belakangan muncul nama Pramono Anung ada Prasetyo Edi Marsudi. Artinya apa menu politik terkait kadernya yang mau diusung itu banyak. Berbeda dengan di tempat lain,” kata Adi

“Ini yang sepertinya membuat PDIP berhitung soal siapa yang akan mereka usung di Jakarta, antara piliihan ideologis atau pilihan taktis pragmatis,” katanya.

Berita Lainnya:
Contohkan Siti Khadijah, Suswono Sarankan Janda Kaya Nikahi Pemuda Nganggur, Guntur Romli: Suul Azab

Untuk diketahui, PDIP hingga saat ini belum resmi memutuskan nama yang akan diusung di Pilkada Jakarta 2024.

Sejumlah nama dikait-kaitkan bakal diusung PDIP di Pilkada Jakarta 2024, mulai dari Anies Baswedan, Pramono Anung hingga Rano Karno.

Pengamat Politik Burhanuddin Muhtadi mengaku tidak kaget jika PDI Perjuangan putuskan calon yang diusung di masa injury time pendaftaran Pilkada Jakarta 2024.

Sebagai informasi, pendaftaran calon gubernur dan wakil gubernur di Pilkada Jakarta 2024 dibuka mulai 27-29 Agustus 2024.

Burhanuddin melihat Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tidak hanya melihat dari sisi teknis.

Anies Bisa Jadi Kader PDIP

Anies Baswedan bisa saja menjadi kader PDI Perjuangan yang berdampak Megawati mudah mengambil keputusan mengusung calon di Pilkada Jakarta.

Namun, ia melihat ada faktor lain selain kepemilikan kartu tanda anggota partai politik.

“Tetapi apakah Anies dianggap lolos uji ideologis atau tidak. Nah kalau misalnya itu yang jadi masalah memang menjadi krusial buat Anies melihat track record di Pilkada sebelumnya,” kata Burhanuddin seperti dikutip dari TribunJakarta.

Anies Senjata Mematikan?

Burhanuddin melihat Megawati bisa saja menggunakan alasan politis strategis bila mengusung Anies Baswedan.

Tujuannya untuk mengimbangi dan mengalahkan rezim Jokowi maupun Prabowo Subianto.

Berita Lainnya:
Haikal Hassan Vs Mahfud MD Soal Sertifikasi Halal: Bagaimana Jika Membeli Kambing, Buku, dan Laptop?

“Anies adalah senjata yang bisa mematikan Jadi kalau alasannya adalah politis dan strategis. Kebetulan Anies adalah representasi kekuatan oposisional di luar parlemen yang kebetulan bertemu dengan PDI perjuangan yang sekarang menjadi satu-satunya partai oposisi,” ujar Burhanuddin.

Burhanuddin juga melihat PDIP masih terus mempertimbangkan sejumlah faktor. Diantaranya pilihan basis PDIP.

“Nah ini saya kira Ibu Mega akan sangat menunggu detik-detik terakhir ya sebelum akhirnya memutuskan Siapa calon yang diusung per detik ini masih 50-50 Ya kemungkinan alasan politik strategis untuk mengusung Anies ataukah alasan ideologis,” katanya.

Menurut Burhanuddin, belum ada jaminan Anies Baswedan dapat mengalahkan pasangan Ridwan Kamil-Suswono. Dimana, basis suara Anies dari kelompok Islamis yang salah satu kantong massa berasal dari akar rumput PKS.

Sedangkan, PKS telah memutuskan pasangan Ridwan Kamil-Suswono.

“Nah pertanyaannya kalau misalnya PKS sudah menetapkan diri untuk bergabung bersama Ridwan Kamil dengan menitipkan kadernya sebagai cawagubnya Ridwan Kamil, berapa banyak kantong PKS yang masih bisa bertahan untuk memilih Anies?” katanya.

Sementara basis pemilik PDIP sebagian besar memilih Ahok dan Ridwan Kamil. “Jadi memang tidak serta-merta dipilih oleh PDI Perjuangan kemudian diikuti oleh basis massanya kalau misalnya gagal mengartikulasikan menerjemahkan menyampaikan keputusan partai ke tingkat bawah akar rumput PDI Perjuangan itu yang terjadi bisa split voting tiket,” kata Burhanuddin.

1 2

Reaksi & Komentar

مَن كَانَ عَدُوًّا لِّلَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَرُسُلِهِ وَجِبْرِيلَ وَمِيكَالَ فَإِنَّ اللَّهَ عَدُوٌّ لِّلْكَافِرِينَ البقرة [98] Listen
Whoever is an enemy to Allah and His angels and His messengers and Gabriel and Michael - then indeed, Allah is an enemy to the disbelievers. Al-Baqarah ( The Cow ) [98] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi