Pemerhati Telematika, Multimedia, AI & OCB IndependenSebenarnya saya sudah tidak perlu lagi menulis artikel ini karena sekarang sudah banyak “Private Jet”, eh, “Private Detective” yang sudah sangat jago di dunia maya.
Benar, mereka adalah netizen, yang terkenal dengan istilahnya “maha benar netizen dengan segala cuitannya”.
Dari tangan para detektif swasta dunia maya inilah kemarin terungkap soal plesirannya EG & KP menggunakan private jet ke Amerika Serikat lengkap dengan segala detail data, foto-foto bahkan video lamanya keluar semua.
Termasuk soal roti mahal Rp400 ribu, stroller mewah harga selangit, hingga mobil penjemput Alphard yang bisa langsung masuk apron bandara tanpa pemeriksaan barang-barang yang dulu pernah dibawanya.
Sesudah kasus pasangan EG & KP yang disebut-sebut “tone deaf” alias buta mata & hati karena samasekali tidak peduli dengan kondisi negara yang sedang tidak baik-baik saja tersebut.
Teraciduklah pasangan BN & KA yang mana segendang-sepenarian alias mirip karena juga menggunakan private jet, hanya saja bedanya kalau yg dipakai EG & KP adalah Gulfstream G650ER N588SE, maka BN & KA menggunakan pesawat Embraer Legacy 650 VP-CLL milik pengusaha asal Medan RA alias As dari Asian Capital Group, rekan dari Ap BK yang sudah tertangkap kasus 303.
KPK kini konon mulai menyidik kasus private jet Embraer tersebut, namun terlihat gamang mengusut yang Gulfstream sebelumnya entah karena apa.
Senada dengan dua adik-adik dan saudara iparnya di atas, dunia maya juga ambyar (baca: Istilah ini sebenarnya asli dipopulerkan oleh Seniman Alm. Didi Kempot untuk menunjukkan sesuatu yang heboh dan bikin gaduh tapi meriah) atas terungkapnya postingan postingan lama di forum online khas Indonesia KasKus.
Postingan dari KasKus Addict (istilah yang lazim dipakai untuk pengguna KasKus) bernama “Fufufafa” ini mulai banyak ditampilkan kembali jejak digitalnya oleh para private detective dunia maya tersebut.
Sebab isinya sangat mencolok dan khas, untuk tidak mengatakannya “Kampungan” alias sangat tidak berkelas, karena penuh dengan ujaran kebencian terhadap sosok-sosok pribadi tertentu hingga kelompok masyarakat yang dihujatnya.
Jadi sekalilagi sebenarnya saya sudah tidak perlu lagi menulis analisis ini, namun rupanya masyarakat (dan media) terus nengkontak tiap hari baik melalui HP, WA maupun sarana komunikasi lainnya.
Rupanya tetap saja mereka memerlukan penegasan apakah postingan di KaaKus tersebut memang “asli 100 persen bukan rekayasa” sebagaimana statemen yang biasanya bisa saya pastikan dari seseorang yang sudah disebut-sebut sekarang ini, yakni GR.
Apalagi media mainstream nasional terkemuka-pun sudah memajang ilustrasi wajahnya di cover edisi terbarunya dengan judul “Upaya bersih-bersih” postingan yang bernada “kampungan” dan cenderung -menurut netizen- hanya membahas soal yang jorok / porno, merendahkan orang lain dan sebenarnya sangat bisa dikenakan UU ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) No. 01/2024 yang merupakan revisi dari UU ITE No 19/2016 dan UU No 11/2008 karena jelas-jelas berisi Ujaran Kebencian.
Untuk memahami lebih detail secara teknis, kita bisa melihat terlebih dahulu bagaimana sejarah Forum ini terlebih dahulu.
Awalnya KasKus didirikan pada tanggal 6 November 1999 oleh tiga pemuda asal Indonesia yang sedang melanjutkan studi di Seattle, Amerika Serikat.
Andrew Darwis, Ronald Stephanus dan Budi Dharmawan yang awalnya membuat forum diskusi untuk memenuhi tugas kuliah mereka dan diilhami oleh kata “Kasak Kusuk”.
Tanggal 23 Mei 2006 KasKus sempat berubah domain dari .com menjadi .us karena adanya serangan virus.
Pada bulan Juli 2006 dimulailah server di Indonesia sehingga akhirnya KasKus pada tanggal 26 Mei 2012 kembali menggunakan alamat situs resmi kaskus.com dan kaskus.co.id.
Dalam rangka menyesuaikan peraturan yang akan diberlakukan dalam UU ITE No 11/2008 dan mendorong perilaku berinternet sehat, KasKus sempat mengambil langkah serius untuk menutup dua forum kontroversial yaitu BB17 (Buka-Bukaan 17 Tahun) dan Fight Club yang merupakan Forum Debat bebas tanpa dikontrol.