BANDA ACEH – Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP Pramono Anung menanggapi gagasan mobil curhat yang digaungkan Ridwan Kamil.
Diketahui Ridwan Kamil menyatakan warga yang mengalami stress dalam kesehariannya akan disediakan mobil curhat.
Merespons gagasan dari Ridwan Kamil itu, Pramono memilih curhat ke diri sendiri.
“Saya untuk diri sendiri, curhat sama diri sendiri saja. Saya nggak mau curhat dengan orang lain,” kata Pramono Anung kepada awak media di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta, Jumat (6/9/2024).
Sebelumnya Bakal Calon Gubernur Jakarta, Ridwan Kamil berjanji dirinya akan meneruskan program yang telah digagas Anies Baswedan hingga Basuki Tjahja Purnama alias Ahok saat memimpin Jakarta.
Menurutnya, kebijakan baik yang digagas gubernur sebelumnya dipastikan akan dilanjutkan.
Rumah Anggota TNI di Kediri Disatroni Perampok, Perampok Bacok Pelajar SMP ini
Sementara itu, kebijakan yang masih kurang berdampak akan disempurnakan.
“InsyaAllah, kami tapi tetap menghormati dan melanjutkan apa-apa yang sudah dibangun oleh Pak Heru, Pak Anies, Pak Ahok, Pak Jokowi ya dengan segala plus minusnya. Yang bagus pertahankan, yang kurang sempurnakan,” kata Ridwan Kamil seusai mengisi materi dalam Golkar Institute di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Pusat, Jumat (30/8/2024).
Di sisi lain, Ridwan Kamil juga memiliki sejumlah gagasan dan inovasi baru yang bisa ditawarkan kepada masyarakat.
Di antaranya penyelesaian masalah harian hingga struktural yang masih sering terjadi.
“Ya kan negara hadir membereskan masalah harian sampai membereskan masalah yang struktural. Kalau harian kan ada konflik-konflik kemanusiaan, ada tragedi kemanusiaan harian. Nah kita hadir dengan quick response nanti disiapkan. RW-RW ingin membangun sendiri nanti kita ada anggaran untuk RW, kita haturkan,” jelasnya.
Tak hanya itu, Mantan Gubernur Jawa Barat itu menyatakan bahwa warga yang mengalami stress dalam kesehariannya akan disediakan mobil curhat.
Selain itu, nantinya ada juga hunian terjangkau bagi warga.
“Tadi harga mahal tanah, tapi pengen tinggal di tengah kota, kita ada gagasan apartemen di atas pasar di atas stasiun di atas jalan. Kalau di luar negeri kan sudah biasa ya ketika lahannya sempit. Kalau bisa tinggal bekerja mungkin di satu wilayah itu lebih baik, walaupun belom bisa semua dipraktikkan. Jadi gagasan-gagasan inilah yang saya sebut dengan Jakarta baru pasca Jakarta tidak lagi menjadi ibukota Indonesia,” pungkasnya