3 Pelaku Pembunuhan Siswi di Palembang Direhabilitasi: Ayah Korban Tak Terima, Ini Kata Psikolog

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

image_pdfimage_print

BANDA ACEH  – Inilah kabar terbaru soal kasus pembunuhan siswi SMP berinisial AA (14) yang jasadnya ditemukan di TPU Talang Kerikil, Palembang, Sumatera Selatan, Minggu (1/9/2024).

ADVERTISEMENTS
ad39

Dari kasus ini, empat orang yang usianya masih belasan tahun diringkus polisi.

ADVERTISEMENTS

Meski begitu, dari empat pelaku pembunuhan dan rudapaksa ini, tiga di antaranya tak ditahan.

ADVERTISEMENTS

Mereka, MZ (13), MS (12), dan AS (12) akan dikirim ke Panti Sosial Rehabilitasi Anak Berhadapan dengan Hukum (PSRABH) di Indralaya, Ogan Ilir, Sumsel.

ADVERTISEMENTS

Sementara itu, hanya satu orang pelaku saja, IS (16) yang ditahan.

ADVERTISEMENTS

Kabar tersebut, dibenarkan Kepala UPTD PSRABH, Dian Arif.

ADVERTISEMENTS

“Memang rencananya ketiga anak tersebut akan dititipkan ke PSRABH.”

“Namun sampai detik ini, anak-anak itu belum diserahkan ke panti kami,” ujarnya, dikutip dari TribunSumsel.com.

Dian mengaku, ini merupakan kali pertama di PSRABH menangani anak dengan kasus pembunuhan.

Sebelumnya, PSRABH Indralaya menangani kasus kenakalan remaja seperti tawuran.

“Kalau soal treatment, nanti ranahnya Kasi Rehabilitasi. Yang jelas, kami masih menunggu kedatangan anak-anak itu,” kata Dian.

Curhatan Ayah Korban

Ayah korban, Safarudin, yang mendengar tiga orang pelaku tak ditahan pun mengaku pikirannya tak tenang.

“Barulah lega pelakunya dapat. Ini saya sudah tenang, sudah enak, nah ini jadi kacau lagi sekarang pikiran, ” ungkap Safarudin.

Ia mengaku, tak tenang hingga tak bisa tidur sejak ditemukannya jasad korban.

“Pas kejadian di hari itu, aku gelisah terus. Terbayang wajah anak, tak bisa lupa. Mata saya nangis hati saya nangis,”

“Itu anak emas saya perempuan satu-satunya yang ikut saya. Kakaknya ada di dusun, cuma si Ayu yang ikut saya,” katanya.

Kepada TribunSumsel.com, Safarudin tak terima dengan keputusan tiga pelaku tidak ditahan.

Menurutnya, meski mereka masih anak-anak, namun perbuatannya sudah tidak manusiawi.

“Kalau orang tiga itu pulang saya tidak setuju benar. Memang iya mereka anak-anak, cuma ada hukumnya. Itu anak orang dicabuli dan dibunuh ,” katanya.

Ia pun berharap, empat orang pelaku pembunuhan tersebut, bisa mendapatkan hukum yang setimpal.

“Saya minta tolong sama bapak kepolisian mana keadilannya, kasih saja empat-empatnya hukuman setimpal,” tutupnya.

Tanggapan Psikolog

Kabar direhabilitasinya tiga pelaku pembunuhan ini juga mendapat tanggapan dari sejumlah pihak.

Salah satunya psikolog dari Lentera Jiwa Palembang, Diana Putri Arini.

Ia menilai, rehabilitasi tersebut belum tentu bisa memberikan efek jera kepada para tersangka.

Cara itu, dinilai belum bisa menjamin ketika keluar, para bocah tersebut menjadi berkelakuan baik.

“Ada dua kemungkinan kalau tersangka ditahan, pas keluar jadi bandit, lagi karena berkumpul dengan terpidana lainnya di dalam penjara,”

“Kalau seandainya RJ atau dibawa ke Balai Rehabilitasi, belum tentu menjamin juga jadi baik karena pola pengasuhan orangtua tersangka juga sudah salah,” ujar Diana Putri, dikutip dari TribunSumsel.com.

Ia menuturkan, anak-anak seperti keempat tersangka perlu penanganan khusus.

“Anak-anak seperti mereka ini butuh penanganan khusus,” tuturnya, Jumat (6/9/2024).

Ia juga berharap, Pemkot Palembang bisa mengambil langkah-langkah tertentu supaya tak ada kejadian serupa yang terulang.

“Supaya tidak ada lagi kejadian yang seperti ini terulang kembali,” tutupnya

Exit mobile version