BANDA ACEH – Usai dinyatakan kalah dalam pemilihan di bulan Juli, calon presiden oposisi Edmundo Gonzalez Urrutia dilaporkan telah kabur dari Venezuela dan mencari suaka ke Spanyol.Wakil Presiden Venezuela, Delcy Rodríguez mengatakan bahwa Gonzalez sempat bersembunyi di Kedutaan Spanyol dalam beberapa hari sebelum kepergiannya.
“Setelah berlindung secara sukarela di kedutaan besar Spanyol di Caracas beberapa hari lalu, (Gonzalez) meminta suaka Politik kepada pemerintah Spanyol,” ungkap Rodríguez, seperti dimuat Digital Journal pada Minggu (8/9).
Dikatakan Wapres, kepergian mantan capres oposisi itu telah disetujui oleh pemerintah Venezuela dan perjalanannya dipastikan aman.
Seorang pengacara Gonzalez Urrutia mengonfirmasi keberangkatan kliennya ke Spanyol.
Venezuela telah mengalami krisis politik sejak pihak berwenang menyatakan Maduro sebagai pemenang pemilihan umum 28 Juli. Pihak oposisi mencerca, dengan mengklaim memiliki bukti bahwa Gonzalez menang dengan selisih suara yang cukup besar.
Banyak negara, termasuk Amerika Serikat, Uni Eropa, dan beberapa negara Amerika Latin, telah menolak untuk mengakui Maduro sebagai pemenang karena otoritas pemilu Venezuela belum memberikan hasil penghitungan suara secara rinci.
Setelah pemilihan umum, jaksa penuntut Venezuela mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Gonzalez atas desakannya bahwa ia adalah pemenang sah pemilihan umum tersebut.
Sebelum meninggalkan negara itu, ia telah bersembunyi selama sebulan, mengabaikan tiga panggilan berturut-turut untuk menghadap jaksa penuntut.
Gonzalez mengatakan bahwa menghadiri sidang tersebut dapat merenggut kebebasannya.
Menurut pengacaranya, jika Gonzalez didakwa dengan semua tuduhan pemerintah kepadanya, ia dapat menghadapi hukuman penjara selama 30 tahun.
Sebelum pemilu, Gonzalez adalah seorang diplomat pensiunan yang kurang dikenal. Ia menjadi kandidat presiden pada menit-menit terakhir setelah tokoh oposisi utama Machado dilarang mencalonkan diri oleh lembaga negara yang dianggap loyal kepada Maduro.
Dewan Pemilu Venezuela (CNE)mengatakan Maduro telah memenangkan pemilihan ulang untuk masa jabatan ketiga selama enam tahun dengan 52 persen suara.
Sementara pihak oposisi menerbitkan catatan pemungutan suaranya sendiri, yang menurutnya menunjukkan Gonzalez Urrutia memenangkan 67 persen suara.
CNE mengatakan tidak dapat memberikan rincian lengkap tentang hasil pemilu 28 Juli, dan menyalahkan serangan siber pada sistemnya. Pernyataan itu memicu aksi protes besar.
Kekerasan pascapemilu di Venezuela telah menewaskan 27 orang dan melukai 192 orang, sementara pemerintah mengatakan telah menangkap sekitar 2.400 orang.