Sejak perang dimulai Oktober lalu hingga beberapa hari terakhir, Amerika Serikat telah mengirimkan setidaknya 14.000 bom MK-84 seberat 2.000 pon, 6.500 bom seberat 500 pon, 3.000 rudal udara-ke-darat yang dipandu dengan presisi, 1.000 bom penghancur bunker, 2.600 bom berdiameter kecil yang dijatuhkan dari udara, serta amunisi lainnya, demikian menurut kedua pejabat tersebut, yang tidak berwenang untuk berbicara di depan umum.
Apa dampak yang ditimbulkannya?
Times menyebutkan MK-84 memiliki daya ledak 25 kali lebih besar dan radius ledakan tiga kali lipatnya dibandingkan GBU-39.
Ada juga bahaya fragmentasi yang lebih besar dari bom yang lebih besar; ini terjadi ketika potongan-potongan selubung logam meledak saat terkena benturan dan dapat melesat ratusan meter ke sekelilingnya, membunuh orang-orang yang tidak terkena ledakan.
IDF, kata pejabat AS kepada Times, lebih memilih bom yang lebih besar karena lebih efektif dalam menghancurkan terowongan dengan cepat.
Dalam beberapa kasus, ketika bom-bom ini meledak, selain menimbulkan kehancuran, bom-bom ini juga meninggalkan kawah yang “mirip gempa bumi” dengan lebar lebih dari 20 meter dan kedalaman lebih dari 13 meter.
Yang paling mengkhawatirkan, sumber-sumber intelijen Amerika meyakini bahwa lebih dari 40 persen dari hampir 30.000 bom yang dijatuhkan di Gaza sejauh ini adalah “bom bodoh”, yang berarti bom-bom tersebut tidak terarah dan menimbulkan ancaman yang lebih besar bagi warga sipil, terutama di daerah-daerah yang berpenduduk padat.
MK-84 adalah bom tanpa pemandu yang dirancang untuk “ledakan maksimum dan efek ledakan”. Israel telah menjatuhkannya berkali-kali di pemukiman padat penduduk sipil di Gaza tanpa ada sanksi internasional.