NASIONAL
NASIONAL

‘Kekejaman’ kepada Anies Baswedan di Pilkada DKI Jakarta

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Pakar hukum tata negara Refly Harun menilai Anies Baswedan hanya dijadikan alat tukar tambat atau alat untuk menakuti istana lama atau istana baru pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2024.”Jadi Anies hanya dijadikan alat tukar tambah atau alat-alat untuk menakut-nakuti kekuasaan istana, entah istana lama atau istana baru,” ungkapnya, dikutip dari YouTube Refly Harun, Kamis (12/9).

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Pengamat Politik itu mempergakan Anies Baswedan dijadikan sebagai bahan ancaman dan bujukan antara partai Politik (parpol) pengusungnya dengan pihak istana dan juga sebaliknya.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024
Berita Lainnya:
Perdamaian Berbuntut Panjang, Pengacara Supriyani Dipecat karena Menggiring sang Guru Honorer

“Bahasanya begini ‘lu kalau kagak mau mengikutin kemauan gua, gua calonkan Anies nih’ atau sebaliknya istana mengatakan ‘hei jangan coba-coba calonkan Anies kalau tidak ente punya kasus ane buka’ kan begitu,” ucapnya.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

“Atau sebaliknya yang dibujuk mengatakan ‘udah enggak usah nyalonkan Anies, kalau cuman wakil doang kami juga bisa kasih bahkan kami bisa kasih bonus kursi kabinet’ ya kan,” imbuhnya.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Untuk diketahui, Anies Baswedan gagal maju di pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2024 sebagai calon gubernur (cagub) setelah tidak mendapatkan tiket dari partai politik (parpol). 

Berita Lainnya:
Erick Umumkan Naturalisasi Ole Romeny, Tetap Berkomitmen Bangun Timnas Kuat ke Piala Dunia
ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Anies sebelumnya didukung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai NasDem, dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk maju sebagai calon gubernur di DKI Jakarta, bahkan PKS memasangkannya dengan Sohibul Iman.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Namun kemudian ketiga partai tersebut membatalkan dukungan dan beralih ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus mengusung Ridwan Kamil-Suswono.

Lalu setelah itu Anies dikabarkan akan diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), nama pada akhirnya partai berlambang banteng itu mengumumkan pendaftaran Pramono Anung-Rano Karno.


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya