NASIONAL
NASIONAL

Undip dan RS Kariadi Akui Terjadi Bullying di PPDS

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Anggota Komisi IX DPR RI Irma Suryani menyebut Universitas Diponegoro (Undip) Semarang dan RS Kariadi Semarang sudah mengakui telah terjadi perundungan di Program Pendidikan Dokter Spesialis di perguruan tinggi itu, dikutip dari ANTARA.”Undip dan Kariadi sudah mengakui perundungan terjadi. Selanjutnya merupakan momentum untuk memperbaiki tata kelola, proses, dan pelaksanaan yang harus diperbaiki,” kata Irma di Semarang, Jumat (13/9).

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Ia memberi apresiasi kepada Undip Semarang yang telah terbuka dan bersedia melakukan perubahan.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

“Undip mau mendengar dan melakukan perubahan agar bisa menghasilkan dokter spesialis yang tidak hanya menguntungkan kepentingan pribadinya,” tambahnya.

Berita Lainnya:
Petinggi Demokrat Rachland Nashidik Diperiksa KPK, Ada Apa?
ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Menurut dia, banyak hal dalam perundungan yang terjadi dan tidak perlu menafikan hal tersebut.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Ia mendukung pembrrian sanksi terhadap mahasiswa yang melakukan perundungan terhadap juniornya.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Sementara terhadap RS Kariadi Semarang, ia meminta manajemen rumah sakit tersebut juga terbuka.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

“Saya juga tahu RS Kariadi membutuhkan anak-anak PPDS ini untuk membantu. Oleh karena itu harus jadi kesepahaman,” katanya.

Sementara itu, Dekan Fakultas Kedokteran Undip Semarang Yan Wisnu Prajoko mengakui tentang adanya praktik perundungan di sistem PPDS di internal Undip dalam berbagai bentuk.

Berita Lainnya:
Camat Baito Dicopot Setelah Bantu Guru Honorer Supriyani, Bupati Sebut Alasan Sebenarnya Pencopotan: Gara-gara Bilang Mobil Ditembak

Atas hal tersebut, Dekan Fakultas Kedokteran Undip Semarang menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat, Kementerian Kesehatan, serta Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi.

Adapun Direktur Layanan Operasional RS Kariadi Semarang Mahabara Yang Putra juga mengakui peristiwa perundungan yang terjadi lembaga kesehatannya itu merupakan bentuk kealpaan.

“RS Kariadi sebagai wahana pendidikan turut bertanggung jawab atas peristiwa yang terjadi,” katanya.


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya