BANDA ACEH – Bakal calon gubernur DKI Jakarta, Ridwan Kamil (RK), berencana meluncurkan sebuah aplikasi inovatif sebagai wadah khusus bagi siswa untuk melaporkan kasus perundungan (bullying) di sekolah. Inisiatif ini dilatarbelakangi oleh keberhasilan program serupa yang sebelumnya diterapkan RK saat menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat.
“Ada satu program yang membuat saya bangga ketika menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat, yaitu adanya aplikasi yang memungkinkan para korban perundungan, atau bahkan saksi mata, untuk melaporkan kejadian bullying secara langsung,” ungkap RK dalam sebuah acara di Azalia Hall, Tanah Abang, Jakarta Pusat, dikutip Sabtu, 14 September 2024.
Dalam paparannya, RK menjelaskan bahwa di setiap sekolah akan ditugaskan guru khusus sebagai “Satgas Anti-Bullying” yang bertanggung jawab menerima laporan dari aplikasi tersebut.
Guru tersebut akan dituntut untuk merespons setiap laporan dengan cepat, sesuai dengan indikator waktu yang telah ditentukan.
“Di tiap sekolah, kami akan menugaskan guru yang menjadi operator aplikasi ini. Mereka akan menerima laporan dan diwajibkan menyelesaikan aduan tersebut dalam batas waktu yang telah ditentukan,” jelasnya.
RK juga menyampaikan bahwa aplikasi tersebut akan dikembangkan secara khusus, mengingat volume laporan bullying yang cukup tinggi di kalangan pelajar.
“Ini bukan aplikasi pengaduan biasa, karena fokusnya hanya untuk kasus bullying. Jika tidak dikhususkan, dikhawatirkan laporan akan bercampur dengan aduan lainnya, sehingga memerlukan tim yang juga khusus di tiap sekolah,” tambahnya.
Selain aplikasi untuk mengatasi bullying, RK juga berencana menciptakan lingkungan sosial yang lebih humanis di kalangan pelajar Jakarta. Salah satu program yang akan ia terapkan adalah Sekolah Sahabat Lansia, yang bertujuan untuk menumbuhkan empati dan rasa peduli di kalangan generasi muda.
“Dalam jangka panjang, saya ingin membangun Jakarta yang lebih humanis. Salah satu caranya adalah melalui program Sekolah Sahabat Lansia, di mana setiap siswa akan memiliki sahabat dari kalangan lansia atau penyandang disabilitas. Setiap bulan, mereka akan bertemu dan berinteraksi sebagai bagian dari tugas sekolah,” kata RK.
Melalui program ini, RK berharap akan terjadi transfer nilai-nilai kehidupan yang penting antara generasi muda dan kalangan yang lebih tua, sehingga tumbuh empati di hati para siswa.
“Dengan interaksi yang berkelanjutan, kita ingin menciptakan generasi anak-anak Jakarta yang lebih peduli dan humanis. Saya berharap, melalui program ini, empati bisa semakin tumbuh di antara anak-anak sekolah dan mereka akan lebih menghargai orang lain yang berbeda kondisi fisik atau usia,” tambahnya.
RK optimistis bahwa kombinasi dari berbagai program yang dia tawarkan, baik yang berfokus pada teknologi maupun pengembangan karakter sosial, akan membawa perubahan besar bagi Jakarta di masa depan.
“Aplikasi pengaduan ini dan program sahabat lansia adalah bagian dari upaya kami untuk menghadirkan Jakarta yang lebih adil, humanis, dan ramah bagi semua kalangan,” tutupnya.
Dengan visi yang kuat ini, RK berharap dapat membawa perubahan positif dalam sistem pendidikan dan tatanan sosial Jakarta, mengutamakan inklusivitas dan keadilan bagi seluruh warganya, termasuk kelompok rentan seperti penyandang disabilitas dan lansia.