BANDA ACEH – Kematian Nia Kurnia Sari si gadis remaja penjual gorengan asal Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat menyita perhatian publik luas. Nia tewas diduga karena dibunuh lalu dikubur tanpa busana oleh pelaku.Salah satu yang paling terpukul adalah pemuda bernama Aladi Iyan Pratama alias Tama yang merupakan kekasih dari Nia. Tama masih belum menerima kenyataan pahit bahwa sang pujaan hati telah pergi untuk selamanya.
Kematian Nia hingga kini masih misteri. Ia diduga kuat menjadi korban pembunuhan dan perkosaan. Polisi sampai saat ini masih mengejar terduga pelakunya.
Tama mengaku tak menyangka insiden tragis itu menimpa sang kekasih. Ia merasakan nelangsa jiwa yang mendalam. Keinginan bersanding dengan Nia di kursi pelaminan, kini tinggal mimpi.
Pemuda asal Banjar, Jawa Barat itu menceritakan pertama kali kenal dengan Nia melalui Facebook pada 2021. Ia dan Nia kerap berbincang melalui Facebook Messenger.
Dari obrolan yang nyambung, keduanya lalu kian dekat hingga menjalin hubungan sebagai sejoli. Tepat pada 31 Mei 2021, keduanya pacaran meski dipisahkan jarak antar provinsi dan pulau.
“Kenal Nia itu dari Facebook di tahun 2021. Itu Tama chat Nia. Terus lama-lama kita dekat. Habis itu jadian,” kata Tama kepada VIVA, Sabtu, 14 September 2024.
Dia mengaku sudah 3 tahun lebih jalin hubungan dengan Nia tapi belum pernah ketemu sama sekali. Tama punya rencana bertemu Nia ke Padang Pariaman.
“Tapi, kumpulin uang dulu. Dan, itu Tama rencananya di bulan Oktober ini,” tutur Tama.
Meski menjalani hubungan jarak jauh, namun ua mengaku selama ini tak ada persoalan. Beragam komunikasi baik video call atau VC, telepon, atau berkirim pesan melalui WhatsApp terus dilakukan.
“Kalau VC lihat muka, Tama kadang pinjam dulu HP teman karna HP Tama tidak bisa. Kalau tidak VC, kita cuma chat-an, Nia sering cerita tentang keseharian,” ujar Tama.
“Kami sering tukar cerita, apalagi kalau Nia ada masalah, cerita begitupun sebaliknya,” jelas Tama
Tama menilai, Nia adalah sosok gadis yang sangat baik dan gigih. Bahkan kedua orang tua Tama pun, merestui hubungan bila berjodoh dan menikah dengan Nia. “Nia orang nya baik. Dia gigih. Dia mau membahagiakan orang tuanya,” ujarnya.
Dia pun mengenang omongan almarhumah kekasihnya itu yang pernah bilang ingin menikah dengannya.
“Kalau dia mau menikah dengan Tama di saat sudah sukses dan bisa membahagiakan orang tuanya dulu. Nia mau balas jasa orang tuanya dulu, mau bangun rumah dulu,” tutur Tama.
Kini, Tama hanya bisa mengenang kisah pilu cintanya bersama Nia. Atas tragedi terhadap sang kekasih, Tama berharap pihak kepolisian bisa segera menangkap pelaku. Bahkan, ia murka dan mendesak aparat menghukum mati pelaku.
“Harapan Tama cuma satu, pelaku tertangkap dan kalau bisa hukum mati. Kasus ini tidak hilang begitu saja sampai semua terungkap,” ujarnya.