AMERIKAINTERNASIONAL

Anak Penembak yang Mau Coba Bunuh Trump Sebut Ayahnya Pernah Kunjungi Ukraina

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Oran Routh, anak tersangka pelaku percobaan pembunuhan terhadap mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, mengatakan bahwa ayahnya telah bepergian ke Ukraina dan sangat antusias dengan situasi di negara Eropa timur itu.“Ayah saya pergi ke sana dan melihat orang-orang… berperang dan mati,” kata Oran Routh seperti dikutip oleh The Guardian.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Oran mengaku tidak puas dengan Trump yang menolak menjawab apakah calon presiden AS dari Partai Republik itu ingin Ukraina menang dalam perang melawan Rusia.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Dia menambahkan bahwa Trump dianggap tidak berbuat apa-apa untuk Ukraina.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Oran juga mengaku belum bisa berbicara dengan ayahnya atau mendapatkan penjelasan lengkap soal penyelidikan atas upaya pembunuhan itu.

Berita Lainnya:
PDIP Duga Hasil Survei Pilkada Jakarta 2024 dari Poltracking Pesanan usai Disanksi Persepi
ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Media AS sebelumnya melaporkan bahwa pria yang ditangkap dalam kasus dugaan percobaan pembunuhan kedua terhadap Trump adalah Ryan Wesley Routh, 58 tahun.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Menurut anggota kongres Marjorie Taylor Greene dan warganet, tersangka “terobsesi” dengan konflik di Ukraina.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Routh disebut mengunjungi Kiev dan terlibat dalam perekrutan warga asing untuk menjadi tentara Ukraina. Namun, informasi tersebut belum secara resmi dikonfirmasi.

Pada Juli lalu, Thomas Matthew Crooks (20 tahun) berupaya membunuh Trump di sebuah acara kampanye di Pennsylvania.

Tembakannya hanya mengenai telinga Trump, tetapi menewaskan seorang hadirin dan melukai dua orang lainnya. Seorang penembak jitu Dinas Rahasia AS lalu menembaknya hingga tewas.

Penembakan kedua terjadi pada Minggu di klub golf milik Trump di Florida.

Berita Lainnya:
Indonesia-China akan Makin Kuat di Pemerintahan Baru, Termasuk Pertukaran Antarmasyarakat

Menurut penegak hukum, para agen Dinas Rahasia menembak pelaku yang bersembunyi di semak-semak.

Trump tidak terluka dalam insiden itu. Pelaku berusaha kabur dari tempat kejadian, tetapi kemudian berhasil ditangkap.

Sebuah senapan AK-47 dengan bidikan teleskopik, dua ransel, dan sebuah kamera GoPro ditemukan di dekat kejadian. Biro Investigasi Federal (FBI) ikut menyelidiki kasus tersebut.

Menyusul kasus pertama pada Juli, Michael Plati, Asisten Direktur Kantor Operasi Perlindungan menyatakan berhenti karena menganggap Dinas Rahasia AS gagal mengamankan kampanye itu.

AKibat dari kasus tersebut, Direktur Dinas Rahasia Kimberly Cheatle juga mengundurkan diri pada Juli setelah menerima banyak kecaman.


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya