NASIONAL
NASIONAL

85 Juta Pekerjaan Hilang di 2025, Rocky: Skill Bohong Jokowi Tingkat Dewa

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Pernyataan Presiden Joko Widodo mengenai potensi lapangan pekerjaan hilang pada tahun 2025, membuat dia dinilai sebagai pembohong besar.Pengamat Politik Rocky Gerung menyampaikan penilaiannya tersebut dalam dalam sebuah wawancara bersama jurnalis senior Hersubeno Arief, dalam siaran Youtube Forum News Network (FNN), dikutip RMOL, Jumat (20/9).

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Menurutnya, Jokowi menyebut 85 juta lapangan pekerjaan akan hilang akibat beberapa bidang sudah digantikan mesin, tak bisa dibenarkan.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Pasalnya, dia menganggap potensi tersebut bisa dicegah oleh Jokowi dengan membuat kebijakan-kebijakan yang mendorong penyediaan lapangan kerja, sebagaimana dijanjikan dalam kampanyenya di pemilihan presiden sebelumnya.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

“Kita tahu kemampuan Jokowi untuk berbohong makin lama makin tingkat dewa tuh. dia gagal membuktikan sesuatu yang dia janjikan justru sekarang dia keluh kesahkan itu,” ujar Rocky.

Berita Lainnya:
PK Dikabulkan, MA Kurangi Hukuman Mardani Maming jadi 10 Tahun Penjara
ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Di samping itu, Rocky juga menyinggung pernyataan Jokowi soal bonus demografi yang jika dikelola dengan baik akan menjadi bencana bagi bangsa Indonesia.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

“Bahwa justru kita harus hati-hati, bahaya kalau tingkat penganggurannya naik, lapangan pekerjaannya tidak tersedia. Jadi untuk apa bicara bonus demografi kalau dia sendiri enggak tahu kalau konsep bonus demografi dimulai dari ketersediaan SDM,” keluhnya.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Bagi Rocky, ketersediaan SDM tidak bisa dipersepsikan hanya pada soal kuantitas, tetapi harus dilihat dari segi kualitas.

“SDM itu ada kalau dibutuhkan kemampuan tambahan melalui pendidikan. Tapi itu tidak disiapkan. Jadi terlantarnya pendidikan kita menyebabkan SDM tidak terpenuhi,” tuturnya.

Berita Lainnya:
Istana Bikin Akun IG Resmi Presiden Prabowo, Pengikut Nyaris 1 Juta

“SDM tidak terpenuhi artinya kesempatan masuk ke dalam persaingan bonus demografi tidak akan terjadi,” sambung Rocky.

Oleh karena itu, mantan dosen filsafat Universitas Indonesia (UI) itu menyimpulkan Jokowi tidak mengerti soal penyediaan lapangan kerja dan pemenuhan kebutuhan SDM, sehingga ngawur dalam menyampaikan informasi kepada publik.

“Jadi Jokowi menganggap bonus demografi adalah kelebihan demos. Bukan. Bonus demografi artinya ada SDM yang bermutu untuk disaingkan dengan SDM setara di ASEAN misalnya. Itu namanya persaingan bonus demografi, bukan kita dibandingkan dengan kita sendiri,” ucapnya.

“Jadi dari segi konsep memang beliau (Jokowi) enggak paham,” demikian Rocky menambahkan.


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya