Anies Baswedan Mengaku Kini Menganggur, Dulu Berkarir Cemerlang dan Jadi Rektor Saat Usia 38 Tahun

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

BANDA ACEH  –  Di hadapan Universitas Sophia Tokyo, mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengaku saat ini dirinya seorang pengangguran.

Bahkan Anies di hadapan 200-an orang mahasiswa itu siap kerja jika ditawari pekerjaan. 

ADVERTISEMENTS

“Saya pengangguran saat ini karena tidak bekerja kepada siapapun. Kalau ada yang mau mempekerjakan saya silakan,” kata Anies, Jumat (20/9/2024) sore.

ADVERTISEMENTS

Anies menegaskan dirinya tidak berencana untuk mengajar di kampus.

ADVERTISEMENTS

“Masa depannya saya adalah memberikan lecture kemana-mana. Kalau ada yang mau mengundang saya silakan saja tapi saya tidak kembali mengajar ke universitas,” 

ADVERTISEMENTS

Namun demikian, diketahui Anies Baswedan memiliki karier yang cemerlang sejak lulus dari Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 

ADVERTISEMENTS

Berikut karir yang pernah dijalani Anies seusai kuliah S1 hingga terakhir menjadi Gubernur DKI Jakarta lalu menjadi calon Presiden RI seperti yang dirangkum Tribunnews.com dari gramedia.com : 

ADVERTISEMENTS

1. Peneliti Pusat Antar Universitas Ekonomi Universitas Gadjah Mada

 Saat selesai program S1, Anies sempat memiliki karir sebagai peneliti dan koordinator proyek di Pusat Antar Universitas Studi Ekonomi UGM.

2. Manajer Riset IPC, Inc. Chicago

Setelah menyelesaikan studi doktor pada 2004, Anies sempat bekerja sebagai manajer riser di IPC, Inc. Chicago yang merupakan sebuah asosiasi perusahaan elektronik sedunia. Pekerjaan itu diambil oleh Anies karena tidak memiliki biaya untuk kembali ke Indonesia.

3. Kemitraan Untuk Reformasi Tata Kelola Pemerintahan

Anies bergabung dengan Kemitraan untuk Reformasi Tata Kelola Pemerintahan sebuah lembaga non-profit yang fokus pada reformasi birokrasi di berbagai wilayah di Indonesia dengan menekan kerjasama antara pemerintah dengan sektor sipil.

 4. Direktur Riset Indonesian Institute Center

Anies menjadi direktur riset The Indonesian Institute yang merupakan lembaga penelitian kebijakan publik yang didirikan pada bulan Oktober 2004 oleh aktivis dan intelektual muda yang dinamis.

 5. Rektor Universitas Paramadina

Anies dilantik menjadi Rektor Universitas Paramadina pada tanggal 15 Mei 2007. Anies saat itu masih berusia 38 tahun, dan Anies menjadi rektor termuda di Indonesia. Sah menjadi rektor, Anies membuat strategi yaitu mencenangkan Paramadina Fellowship atau beasiswa Paramadina.

Beasiswa meliputi biaya kuliah, buku serta biaya hidup. 

Paramadina Fellowship merupakan perwujudan idealisme dengan bahasa bisnis. Untuk mewujudkannya Anies mengambil konsep penamaan mahasiswa yang sudah lulus seperti yang biasa digunakan di banyak Universitas di Amerika Utara dan Eropa.

6. Ketua Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar

Anies dikenal sebagai pencetus Indonesia Mengajar. Gerakan ini merupakan generasi muda yang direkrut sebagai pengajar muda di Sekolah Dasar dan masyarakat selama satu tahun lamanya.

Gagasan ini muncul ketika Anies masih menjafi mahasiswa UGM. Tahun 1950, pak Koes memginisiasi sebuah program bernama Pengerahan Tenaga Mahasiswa (PTM), progrma ini untyk mengisi kekurangan guru SMA di daerah, khusunya luar Jawa. PTM ini justru mendirikan SMa baru dan pertama di sebuah kota kabupaten.

Selepas dari UGM, Anies mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliahnya di Amerika Serikat. Dengan belajar dan bekerja di luar negeri, Anies menyadari bahwa anak-anak Indonesia membutuhkan kompetensi kelas dunia untuk bersaing di lingkup Global.

Anak-anak Indonesia juga harus punya pemahaman yang cukup. Semua proses yang dilakukannya perlahan membentuk ide besar yaiti Gerakan Indonesia Mengajar.

7. Penggagas Turun Tangan

Anies Baswedan mendirikan Gerakan Turun Tangan pada bulan Agustus 2013. Gerakan ini untuk mengajak semua orang terlibat dalam melunasi janji kemerdekaan dan mengajak semua orang turut terlibat dalam mengurus negeri ini dengan mendorong mengelola pemerintahan. Gerakan ini berhasil mengumpulkan sebanyak 35.000 lebih relawan.

Gerakan Turun Tangan bergerak pada kegiatan Politik, yang mana gerakan ini mendorong anak-anak muda seluruh Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam gerakan politik. Gerakan ini didukung oleh sebuah platform online pertama berbasis gerakan relawan.

Platform ini berfungsi dalam membantu relawan mencari, mengumpulkan serta menggerakkan para sukarelawan di lokasi seluruh Indonesia berdasarkan keahlian masing-masing. Sistem ini didukung melalui e-mail, dan SMS untuk mengundang para sukarelawan dari berbagai daerah.

Gerakan ini juga menjadi pendorong agar kampanye dilakukan secara sehat tanpa adanya kampanye hitam. Misalnya dilakukan oleh Turun Tangan wilayah Bandung yang mengajak para capres dan cawapres melakukan kampanye sehat di Pilpres tahun 2014.

8. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Anies Baswedan diberi mandat oleh Presiden Jokowi untuk menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia di dalam kabinetnya pada 27 Oktober 2014.

Anies menilai bahwa pendidikan merupakan kunci peningkatan kualitas manusia. Maka dari itu Anies merasa peningkatan kualitas pendidikan akan terjadi dengan meningkatkan kualitas guru.

9. Gubernur DKI Jakarta 

Anies Baswedan menjabat menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022

Anies Baswedan Saat Muda 

Pada tahun 1989 Anies masuk perguruan tinggi dan diterima di Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Anies tetap aktif berorganisasi dengan bergabung Himpunan Mahasiswa Islam dan menjadi salah satu Majelis Penyelamat Organisasi Himpunan Mahasiswa Islam Universitas Gadjah Mada. 

Anies pernah menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan turut membantu lahirnya kembali Senat Mahasiswa setelah dibekukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Anies membentuk Badan Eksekutif Mahasiswa atau BEM sebagai lembaga eksekutif dan mempromosikan senat sebagai lembaga legislatif yang disahkan kongres pada tahun 1993.

Masa kepemimpinannya Anies dengan dimulainya gerakan berbasis riset, sebuah tanggapan atas tereksposnya kasus Badan Penyangga dan Pemasaran Cengkeh yang menyangkut putra Presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra. 

Anies juga turut menginisiasi demonstrasi melawan penerapan Sistem Dana Sosial berhadiah pada November 1993 di kota Yogyakarta dan mendapat beasiswa dari Japan Airlines Foundation untuk mengikuti program kuliah musim panas di Universitas Sophia Tokyo dalam bidang kajian Asia pada tahun

Beasiswa tersebut didapatkan setelah Anies memenangkan lomba menulis bertemakan lingkungan

Exit mobile version