NASIONAL
NASIONAL

Pasukan Berani Mati Bela Jokowi Tak Nongol di Patung Kuda

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Aktivitas di kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha di Jakarta Pusat hingga Minggu siang (22/9), terpantau normal.Tak ada penutupan jalan atau kerumunan massa pasukan berani mati bela Presiden Joko Widodo yang dikabarkan akan melakukan apel akbar hari ini.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Pasukan berani mati Jokowi itu disebut bertujuan mengawal bapak kandung Wapres terpilih Gibran Rakabuming Raka itu hingga berakhirnya masa jabatan Presiden pada 20 Oktober 2024 mendatang.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Pantauan Kantor Berita Politik dan Ekonomi RMOL hingga pukul 13.15 WIB, situasi jalan raya di Jalan Medan Merdeka terlihat ramai lancar. 

Berita Lainnya:
Profil Soleman Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bekasi Jadi Tersangka Suap: Baru Sehari Dilantik, Harta Rp1,9 M
ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Malahan banyak pengunjung Monumen Nasional (Monas) yang terlihat wara-wiri. Sebabnya ada kegiatan rangkaian acara HUT ke-79 TNI kawasan Monas.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Menanggapi hal ini, mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, menegaskan bahwa informasi apel pasukan berani mati bela Jokowi adalah hoaks. 

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Karena, kata Gatot, sejauh ini tidak ada penjelasan dari pihak kepolisian atau Menkopolhukam. 

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Namun jika kabar ini benar, seharusnya Presiden Jokowi sudah mengetahui dan mengambil sikap. 

Menurut Gatot, Jokowi cukup mengandalkan Paspampres, TNI, dan Polri yang selama ini sudah terbukti mampu melindungi Presiden. 

Berita Lainnya:
Natalius Pigai Disentil DPR soal Efisiensi

“Seharusnya beliau melarang mengapa melarang? karena cukup disampaikan saya ini punya Paspampres, punya TNI-Polri,” tegasnya.

Namun jika Presiden tidak mengklarifikasi atau melarang apel tersebut, Gatot berpendapat bahwa hal itu dapat menimbulkan dugaan bahwa Presiden sudah tidak percaya lagi dengan kemampuan TNI, Paspampres, dan Polri.

Gatot juga menekankan pentingnya seorang pemimpin untuk bertindak dengan sepenuh hati demi kepentingan rakyat. Jika rencana apel ini dibiarkan dan terjadi bentrokan, korban utamanya adalah rakyat.

“Kalau ini dibiarkan terjadi, kalau ada bentrokan kan yang korban rakyat juga,” pungkasnya.


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya