Kaesang blusukan sembari bagi-bagi susu dan buku ke anak-anak.
Putra bungsu Jokowi itu tampak mengenakan kaos yang dibalut rompi hitam.
Di punggung rompi Kaesang terlihat siluet yang mirip Jokowi serta tulisan ‘Putra Mulyono’.
Mulyono merupakan nama kecil Jokowi yang diberikan saat lahir di Surakarta pada tahun 1961 silam.
Karena sering sakit-sakitan, Mulyono diganti namanya menjadi Joko Widodo yang kemudian saat ini menjadi Presiden RI.
Kedatangan Kaesang di Jambe disambut warga yang kebanyakan ibu-ibu dan anak-anak.
Dikutip dari Kompas.com, selain membagikan susu dan buku tulis bertuliskan ‘rajin belajar dan membaca adalah jalan ninjaku’,
Ia kembali berkeliling di desa untuk melihat-lihat kondisi rumah warga.
Kaesang kemudian diajak masuk rumah salah satu warga yang kondisinya memprihatinkan.
Warga berkata ke Kaesang bahwa rumah itu sudah hampir roboh.
“Ini ditiup angin saja roboh rumahnya,” kata warga kepada Kaesang.
Atapnya bocor, dindingnya terbuat dari anyaman bambu, dan lantainya pun hanya beralaskan tanah.
Kaesang mengaku ingin membantu masyarakat supaya bisa memiliki rumah layak huni, meski dirinya bukan pejabat publik.
Terkait rompi ‘Puta Mulyono’, Kaesang belum memberikan penjelasan mengenai alasannya mengenakan rompi tersebut saat blusukan ke
Tanggapan PSI
Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Cheryl Tanzil menyatakan, partainya tidak memiliki informasi mengenai rompi ‘Putra Mulyono’ yang dikenakan oleh Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep saat blusukan di Desa Daru, Kecamatan Jambe, Kabupaten Tangerang, pada Selasa (24/9/2024).
Cheryl menekankan bahwa Kaesang tiba-tiba mengenakan rompi tersebut saat melakukan blusukan.
“Kita enggak tahu juga. Itu Mas Kaesang yang tiba-tiba pakai saat blusukan siang tadi,” ujar Cheryl kepada Kompas.com, Selasa malam. “Iya (PSI tidak tahu),” dikutip dari Kompas.com.
Rompi yang dimaksud berwarna hitam, dengan tulisan ‘Putra Mulyono’ berwarna pink di bagian punggungnya, serta siluet seseorang yang menyerupai Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Mulyono sendiri merupakan nama yang digunakan untuk Jokowi di masa lalu, sedangkan Kaesang adalah putra bungsu dari Presiden Jokowi.
Dalam blusukan tersebut, Kaesang adalah satu-satunya orang yang mengenakan rompi ‘Putra Mulyono’, sedangkan para elite PSI yang mendampinginya mengenakan rompi ‘Circle K’ berwarna merah yang menjadi ciri khas PSI.
Ketika ditanya mengenai alasan di balik pemakaian rompi ‘Putra Mulyono’, Kaesang menolak untuk memberikan komentar.
Pandangan Pengamat
Aksi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sekaligus anak Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, menarik perhatian publik saat ia mengenakan rompi bertuliskan “Putra Mulyono”.
Penampilan tersebut terjadi di tengah ramainya pembicaraan mengenai nama Mulyono, yang merupakan nama asli Presiden Jokowi sebelum berganti nama.
Fenomena serupa pernah terjadi pada kakak Kaesang, Gibran Rakabuming Raka, yang mengenakan jersey bertuliskan ‘Samsul’ saat dirinya diolok-olok publik karena salah menyebut asam folat sebagai asam sulfat.
Julukan ‘Samsul’ pun melekat padanya, diambil dari istilah asam sulfat.
Di tengah olokan tersebut, Gibran justru tampil percaya diri dengan mengenakan jersey ‘Samsul’.
Tindakan Kaesang dan Gibran menunjukkan perbedaan gaya politikus muda dan tua dalam menghadapi keramaian.
Namun, gaya yang seperti ini berpotensi menjadi bumerang jika tidak dipahami dengan baik oleh publik.
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Brawijaya Verdy Firmantoro mengungkapkan, terdapat perbedaan signifikan dalam gaya komunikasi politik antara politikus muda dan tua.
Ia menilai, anak muda lebih suka tampil informal dan bebas tanpa terikat aturan yang kaku.
“Gaya komunikasi politik anak muda berbeda dengan politik gaya lama. Itu untuk menunjukkan diferensiasi politik berdasarkan karakter ala anak muda yang cenderung suka informal, langsung (lugas), dan ingin tampil bebas atau fleksibel (tidak terikat aturan yang kaku),” jelas Verdy dikutip dari Kompas.com pada Rabu (25/9/2024).
Verdy mengatakan, jika seseorang disudutkan, maka orang itu biasanya pasti akan membela diri atau melawan.