Pengakuan Korban Selamat Kali Bekasi: Tenggelam Berkali-kali usai Saling Tarik di Air

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

BANDA ACEH  – Rasa syukur tak henti diucapkan oleh keluarga seorang remaja yang masih pelajar dalam insiden penemuan 7 mayat di Kali Bekasi, Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, Minggu, 23 September  2024 lalu.

ADVERTISEMENTS

Bagaimana tidak, remaja yang enggan disebutkan identitasnya yang kami sebut X tersebut selamat dari maut setelah berusaha menyelamatkan dirinya usai tercebur di kali dengan kedalaman kurang lebih enam meter itu.

X bercerita, awalnya pada Sabtu (21/9/2024) menjelang subuh, pemuda berusia 16 tahun tengah berada di Flyover Cipendawa, Kota Bekasi. Handphonenya kala itu bergetar karena menerima notifikasi pesan dari teman sepergaulannya.

ADVERTISEMENTS

Pesan tersebut berisi ajakan untuk bersantai di sebuah warung kopi di Jalan Satopati, Bojong Menteng, Rawalumbu, Kota Bekasi.

Karena merasa tak ada kerjaaan pada malam itu, akhirnya pemuda ini menyetujui ajakan temannya itu yang berdalih menemaninya untuk menyeruput kopi hangat di warung tersebut.

Kurang lebih 10 menit kemudian, X akhirnya tiba di warung yang dibangun dengan material bambu dan kayu yang berdiri di bawah pohon ceri.

Di sana, dia mengaku melihat ada puluhan sepeda motor yang juga terparkir di depan warung itu.

Dengan keadaan penerangan yang redup, pemuda itu mengaku melihat ada banyak pemuda lain yang dia tak kenali tengah berbincang di bangku dipan di bagian teras warung yang dalam kondisi tutup pada dini hari itu.

Memang, lokasi yang masuk dalam wilayah RT 5 RW 4 itu jauh dari pemukiman warga.

Di sana, hanya ada sejumlah pabrik di sisi kiri jalan dan semak belukar di sisi kanan jalan. Lampu penerangan jalan pun hanya ada sekitar 7 buah di sepanjang jalan yang berjarak lebih dari 1 kilometer tersebut dari jalan utama.

Ketika itu, X yang baru saja tiba sempat melihat adanya beberapa senjata tajam yang terletak di bawah sebuah bangku panjang. Timbul pertanyaan dibenaknya saat itu terkait keberadaan senjata tajam yang diduga akan digunakan untuk tawuran.

“Kaget (saat melihat senjata tajam), saya tanya ke teman saya, ini mau tawuran atau gimana? Enggak tau katanya dia,” ucap X saat ditemui, Selasa (24/9/2024).

Pikirannya itu berlalu begitu saja karena asyik mengobrol dengan temannya itu.

Sampai sekitar 15 menit kemudian, suasana hening di kawasan warung tersebut berubah menjadi ramai karena semua pemuda berhamburan.

Dari sisi kiri warung, ternyata muncul sejumlah anggota Tim Patroli Perintis Presisi Polres Metro Bekasi Kota yang sudah mengetahui keberadaan mereka dan hendak membubarkannya.

Para pemuda itu berlari secara acak. X dan yang lain pun berlari ke arah belakang warung yang banyak tanaman pohon pisang. Sekitar 10 meter dari warung juga merupakan Kali Bekasi tersebut.

Karena lokasi yang cukup sempit, para pemuda ini saling dorong agar tak tertangkap anggota kepolisian. X pun mengaku jatuh hingga terguling di jalan agak menurun dan akhirnya tercebur di kali tersebut.

“Jadi, dia itu posisinya sudah naik ke atas ranai, karena ke dorong-dorong dia jatuh ke air (Kali)” ucap sang ibu yang mendampingi.

Setelah tercebur, X yang pandai berenang ini sempat ke tengah kali untuk menuju ke arah seberang. Namun apa daya, belasan orang lainnya yang dia lihat juga menceburkan diri ke kali ini terus menarik baju dan badannya lantaran diduga tidak bisa berenang.

Saat aksi saling tarik tersebut, X mengaku sempat tenggelam berkali-kali sampai harus meminum air kali berwarna coklat tersebut.

Karena lelah akibat aksi tersebut, akhirnya dia memutuskan kembali ke daratan dan memegang sebuah perahu ‘getek’.

“Kira-kira 5 menit ada dah kayaknya (berenang sambil ditarik orang lain). Ya balik ke darat karena enggak kuat soalnya. Abis itu ditolongin sama (Tim) Presisi,” jelasnya.

Hingga akhirnya, X dan sejumlah orang lain diamankan dan dibawa ke Polsek Bantar Gebang untuk menjalani pemeriksaan.

Beruntung, dia dibebaskan lantaran tidak terbukti hendak melakukan tawuran hingga tak memiliki senjata tajam.

Ibunda X menceritakan, dirinya dan suami sempat panik ketika mendengar adanya penemuan 7 mayat di Kali Bekasi, Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat pada Minggu (22/9/2024). Hal itu dia dengar dari seorang tukang ikan yang kerap berkeliling di sekitar rumahnya. 

Paniknya ini sangat berdasar. Hal ini karena anaknya ini belum pulang ke rumah usai izin ingin bermain pada Jumat (20/9/2024).

Sebelum mendengar kabar ada penemuan mayat, ibu X sempat menghubungi sejumlah temannya untuk mencari tahu keberadaan X. Namun, hasilnya nihil.

“Pas ketemu hari Minggu (mayat), saya makin panik, terus ada tukang ikan lewat bilang ‘bu nggak mau liat mayat pada ngambang’. Di mana gitu kan posisi anak saya belum pulang soalnya, jadi panik,” tuturnya.

Namun, akhirnya dia mendapat kabar baik jika anaknya dalam keadaan selamat kala itu dan langsung menjemput anaknya di kantor polisi karena hany dikenakan wajib lapor.

Terindikasi Hendak Tawuran

Dari hasil penyelidikan, polisi menyebut kurang lebih 60 orang yang berkumpul di warung tersebut ternyata terindikasi hendak tawuran. Mereka yang tergabung dalam beberapa kelompok itu berkumpul terlebih dahulu untuk nantinya mencari lawan secara acak.

“Baru mau tawuran, janjiannya di sini, dan di sini basecamp-nya, dari kelompok-kelompok di antaranya dari Jatiasih, dari Mustikajaya, Bantargebang dari Rawalumbu itu sendiri,” kata Kapolsek Rawalumbu, Kompol Sukadi kepada wartawan.

Ketika tengah berkumpul, tim Patroli Perintis Presisi pun datang sekira pukul 03.00 WIB. Hal ini membuat sejumlah orang yang berkumpul itu panik dan melarikan diri hingga ada yang menyeburkan diri ke kali.

“Setelah ada Tim Presisi datang jam 3 pagi, itu anak-anak tersebut karena mungkin merasa bersalah karena mungkin ada yang membawa senjata tajam akhirnya membubarkan diri, mencari penyelamatan diri, sehingga banyak yang terjun ke kali,” tuturnya.

Adapun keterangan para pelaku yang diamankan saat itu, mereka berkumpul karena ada yang ulang tahun. Namun, hal itu hanya sebuah kode semata.

“Itu (ulang tahun) sebenarnya kode saja, mau mengumpulkan seseorang di tempat yang ditentukan,” ungkapnya.

Sejauh ini, puluhan orang sudah diamankan atas insiden ini. Dari jumlah itu, tiga orang di antaranya sudah ditetapkan sebagai tersangka karena kedapatan membawa senjata tajam.

“Yang ditemukan di TKP banyak senjata tajam, tapi yang kedapatan membawa senjata tajam tiga orang,” ungkapnya.

Exit mobile version