NASIONAL
NASIONAL

dr Tifa ungkap Perilaku Gibran Diduga Mengidap Psikopat: Mungkin sudah Terbaca Dokter tapi tidak Diumumkan

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Dalam sebuah wawancara di program “#SPEAKUP”, ahli saraf dan pegiat media sosial dr Tifa memberikan pernyataan kontroversial mengenai putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Menurut dr Tifa, Gibran diduga mengidap gangguan kejiwaan serius, termasuk indikasi psikopat dan adiksi seks, berdasarkan sejumlah tanda fisik dan perilaku yang diamatinya.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Dugaan kondisi kesehatan Gibran ini juga mengarah pada perlunya pemeriksaan lebih lanjut melalui brain CT scan untuk mengetahui lebih detail kondisi otaknya, menurut dr Tifa.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Dugaan Gangguan Kejiwaan

dr Tifa mengawali pembahasannya dengan menyinggung perilaku Gibran yang menurutnya mengindikasikan adanya masalah kejiwaan.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Salah satunya adalah obsesif kompulsif dan adiksi terhadap pornografi.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Ia menyatakan, “ada 11 perempuan, tokoh artis, maupun tokoh yang dia jadikan sebagai objek seksualitas.”

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Dalam hal ini, perilaku obsesif kompulsif Gibran dinilai ekstrem, di mana ia terus-menerus melontarkan ejekan dan hinaan yang kasar kepada orang-orang penting.

Ia juga menyoroti perubahan fisik yang terlihat pada Gibran, terutama dalam ekspresi mata.

Menurutnya, ada perubahan pada mata Gibran yang berbeda dibandingkan dengan sebelumnya.

Berita Lainnya:
Perketat Pengawasan Tindak Pidana Korupsi, Prabowo Imbau Para Menteri dan Jajarannya Tak Serakah

“Mata Gibran itu sudah ada kelainan dibandingkan jauh-jauh hari sebelumnya,” ujar dr Tifa. Perubahan tersebut, menurutnya, bisa disebabkan oleh faktor psikologis.

Adiksi Seks dan Pornografi

Dalam wawancara tersebut, dr Tifa mengaitkan dugaan adiksi seks dengan perubahan perilaku yang menurutnya semakin tidak terkendali.

“Adiksi terhadap pornografi dan objek yang berkaitan dengan seks itu jelas terlihat,” ucapnya.

Adiksi ini, lanjut Dr. Tifa, bukan hanya pada level psikologis, melainkan sudah menyebabkan kerusakan pada bagian otak tertentu yang mengendalikan berbagai bentuk kecanduan, termasuk kecanduan narkoba dan seks.

“Kerusakan otak itu ada di satu sirkuit di tengah otak, di mana semua adiksi berkumpul di sana,” tegasnya. Ini yang menurutnya menyebabkan perilaku seseorang menjadi tidak terkendali.

Bahaya Psikopat dan Kemungkinan Psikotropika

dr Tifa juga menduga bahwa Gibran mungkin telah terpapar psikotropika, meskipun ia belum bisa memberikan bukti konkret.

Menurutnya, tes psikotropika bisa dilakukan melalui analisis rambut, yang akan menunjukkan apakah ada deposit zat kimia dari penggunaan jangka panjang.

Lebih jauh, ia menyinggung bahwa perilaku Gibran menunjukkan tanda-tanda psikopat.

Berita Lainnya:
Menko Polkam Budi Gunawan Peringati Hari Pahlawan: Kita Perjuangkan Kesejahteraan Masyarakat

“Orang yang obsesif kompulsif sedemikian rupa, yang tidak mampu mengendalikan diri, bisa memiliki adiksi narkoba atau psikotropika,” ungkap dr Tifa.

Ia juga menambahkan bahwa psikopat pada dasarnya adalah individu yang destruktif dan bisa sangat berbahaya jika memiliki kekuasaan.

“Kalau dia punya kekuasaan, dia bisa menggunakan orang lain untuk melakukan tindakan yang dia sendiri pengecut untuk melakukannya,” jelasnya.

Pemeriksaan Kejiwaan dan Kode Etik

Salah satu poin penting yang disampaikan oleh Dr. Tifa adalah pertanyaan mengapa tanda-tanda kejiwaan ini tidak terdeteksi dalam pemeriksaan kesehatan saat Gibran mencalonkan diri dalam pemilihan umum.

Menurutnya, “mungkin tanda-tanda itu sudah terbaca oleh tim dokter, tetapi tidak diumumkan ke publik.”

dr Tifa menilai bahwa mungkin saja hasil pemeriksaan tersebut adalah dokumen rahasia yang tidak diungkapkan kepada masyarakat.

Namun, ia juga menekankan bahwa pemeriksaan kejiwaan bukanlah hal yang mudah dan cepat.

“Pemeriksaan kejiwaan tidak bisa dilakukan hanya dalam hitungan menit atau jam, eksplorasinya harus dilakukan berhari-hari atau berbulan-bulan untuk menegakkan diagnosis,” katanya.[]


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya