USK dan Enam Instansi di Aceh Sepakat Perkuat Dunia Literasi

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

BANDA ACEH – Universitas Syiah Kuala (USK) bersama enam instansi yang ada di Aceh sepakat untuk memperkuat dunia literasi melalui program “Library Tour Desa Binaan”. Kesepakatan ini ditandai dengan penandatanganan MoU oleh Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. Agussabti dengan enam instansi Aceh di Ruang Adnan Ganto UPT. Perpustakaan dan E-learning USK, Banda Aceh, 27 September 2024.

Enam instansi tersebut adalah Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Aceh, Dinas dan Kearsipan Aceh Besar, Stikes Jabal Ghafur, UPT Perpustakaan UNSAM, Sekolah Luar Biasa Negeri Banda Aceh dan Sekolah Luar Biasa YPPC Banda Aceh.

Adapun poin penting kesepakatan ini adalah untuk memperkuat tri dharma perguruan tinggi dengan tujuan untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran, penelitian, peningkatan literasi, pengabdian kepada masyarakat dan sumber literasi informasi di perpustakaan.

Program Library Tour Desa Binaan ini akan melibatkan kunjungan langsung ke 11 desa  di antaranya Limpok, Beurabong, Rukoh, Kopelma Darussalam, Lamreung, Meunasah Bak Trieng, Tanjong Selamat, Blang Krueng, Tungkop, Lampuuk dan Deah Raya. Program ini juga mencakup diskusi interaktif, pelatihan literasi digital, serta workshop terkait pengelolaan informasi.

Agussabti mengatakan kolaborasi seperti ini sangatlah penting dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang kondusif untuk mengembangkan budaya literasi. Untuk itulah, USK menyambut baik kerja sama ini dan siap memberikan dukungan untuk peningkatan literasi di Masyarakat.

“Kerja sama ini menjadi langkah strategis dalam mengintegrasikan berbagai sumber daya informasi yang dapat diakses oleh masyarakat,” ucap Agussabti.

Agussabti menambahkan, dengan adanya Library Tour maka masyarakat maupun mahasiswa semakin termotivasi untuk menggali ilmu dan terbiasa memanfaatkan perpustakaan sebagai pusat pembelajaran.

“Serta terbiasa menerapkan budaya menulis dan membaca agar bisa kita wariskan kepada generasi kita, karena  dengan membaca generasi kita akan lebih baik,” ujarnya.

Selanjutnya, Kepala Dinas Perpustakaan dan kearsipan Provinsi Aceh, Edi Yandra berterima kasih atas terjalinnya kerja sama tersebut. Menurutnya kesepakatan ini sangat penting dilakukan. Ia juga menekankan pentingnya sinergi antara institusi pendidikan dan perpustakaan dalam mendukung literasi.

Melalui program ini, dirinya berharap  bisa meningkatkan literasi masyarakat. Sebab  tingkat kecerdasan suatu bangsa dapat dilihat dari tingkat literasi masyarakat tersebut.

“Dengan adanya kerja sama ini, kami berkomitmen untuk terus memperluas jaringan literasi dan memberikan manfaat maksimal bagi para masyarakat, agar dapat menciptakan generasi muda yang cerdas, kritis, dan berpengetahuan luas,” pungkas Edi.

Exit mobile version