Sabtu, 28/09/2024 - 19:25 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Tampil Arogan dengan Mengenakan Rompi ‘Putra Mulyono’, ICW Sebut Kaesang Mengolok-olok Kritik Publik New

image_pdfimage_print

BANDA ACEH –  Indonesian Corruption Watch (ICW) merespons aksi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang juga putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep. Saat blusukan di Tangerang pada Selasa (24/9), Kaesang terlihat mengenakan rompi bertuliskan ‘Putra Mulyono’, yang memicu reaksi publik.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW

ICW mengkritik tindakan tersebut dengan meluncurkan kaus bertuliskan ‘Korban Mulyono’, yang dilengkapi dengan desain peta Indonesia berwarna merah muda. Kaus ini dijual sebagai simbol perlawanan terhadap gestur Kaesang yang dinilai meremehkan kritik dari masyarakat.

Koordinator Divisi Penggalangan Dukungan Publik ICW, Sigit Wijaya menyatakan, penjualan kaus tersebut merupakan respons terhadap aksi Kaesang yang dianggap melecehkan kritik publik.

Berita Lainnya:
Dasar Hukum Presiden Terpilih Prabowo Subianto Untuk Menambah Kementerian
ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati HARDIKDA - Hari Pendidikan Daerah

“Apa yang dilakukan Kaesang terlihat seperti mengolok-olok kritik publik. Ia tampak arogan dengan mengenakan rompi bertuliskan ‘Putra Mulyono’ untuk melawan kritik yang disampaikan masyarakat,” ujar Sigit dalam keterangannya, Jumat (27/9/2024).

Menurut Sigit, penjualan kaus ini juga bertujuan untuk mengingatkan publik bahwa kebijakan yang diambil Jokowi selama masa kepemimpinannya telah memberikan dampak buruk bagi masyarakat luas. 

Ia juga menyoroti beberapa undang-undang yang dianggap memperburuk kondisi ekonomi dan demokrasi Indonesia.

“Seluruh rakyat Indonesia terkena dampaknya. Mulai dari UU KPK, UU Tenaga Kerja, UU Minerba, hingga upaya merevisi berbagai UU lainnya,” ungkapnya.

Berita Lainnya:
Daftar Lengkap Menteri Kunjungan ke Kota Solo, Ada 3 yang Sering

Sigit juga menambahkan bahwa beberapa keputusan yang diambil pemerintah terkesan menguntungkan pihak tertentu, merusak tatanan demokrasi yang ada. 

“Tindakan yang terkesan permisif ini tampak seperti memanfaatkan putusan untuk menguntungkan kolega-kolega tertentu,” lanjutnya.

Penjualan kaus bertema ‘Korban Mulyono’ ini, menurut Sigit, bukan bertujuan untuk mencari keuntungan pribadi atau organisasi. Seluruh hasil penjualannya akan dialokasikan untuk mendukung program ICW yang mendorong partisipasi publik dalam menjaga demokrasi Indonesia.

ICW berharap inisiatif ini dapat menjadi peringatan penting bagi masyarakat untuk terus mengkritisi kebijakan pemerintah demi kebaikan bersama.


Reaksi & Komentar

وَتَرَى الشَّمْسَ إِذَا طَلَعَت تَّزَاوَرُ عَن كَهْفِهِمْ ذَاتَ الْيَمِينِ وَإِذَا غَرَبَت تَّقْرِضُهُمْ ذَاتَ الشِّمَالِ وَهُمْ فِي فَجْوَةٍ مِّنْهُ ۚ ذَٰلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ۗ مَن يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِ ۖ وَمَن يُضْلِلْ فَلَن تَجِدَ لَهُ وَلِيًّا مُّرْشِدًا الكهف [17] Listen
And [had you been present], you would see the sun when it rose, inclining away from their cave on the right, and when it set, passing away from them on the left, while they were [laying] within an open space thereof. That was from the signs of Allah. He whom Allah guides is the [rightly] guided, but he whom He leaves astray - never will you find for him a protecting guide. Al-Kahf ( The Cave ) [17] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi