Senin, 30/09/2024 - 05:22 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Preman Bubarkan Diskusi Refli Harun Cs di Kemang, Polisi: Kata Mereka Diskusinya Memecah Persatuan New

BANDA ACEH  – Polisi mengungkap motif kelompok yang diduga melakukan pembubaran paksa dan pengrusakan saat acara diskusi di Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (28/9/2024) kemarin. 

Wakapolda Metro Jaya Brigjen Djati Wiyoto Abadhy mengatakan, pihaknya akan mencari tahu penggerak yang meminta untuk melakukan aksi pembubaran tersebut.

“Sampai saat ini kita terus akan lakukan investigasi penyelidik motif latar belakang kenapa kok di kelompok ini datang ke sana . Kenapa kok ini dibubarkan siapa penggeraknya,” kata Wiyoto di Polda Metro Jaya Jakarta Selatan, Minggu (29/9/2024).

“Kita akan lakukan screening, kita akan lakukan profiling pendalaman terhadap para pelaku yang sudah kita amankan. siapa yang menggerakkan mereka. apa motifnya, apa tujuannya,” sambungnya. 

Kemudian Wiyoto memastikan, pihaknya akan menindak tegas orang-orang yang menggerakan kelompok ini untuk melakukan pembubaran paksa saat acara diskusi tersebut. 

“Tentu akan kita mintai pertanggungjawaban atas pelanggaran yang tentu mereka bisa terlibat dalam aksi yang terjadi kemarin,” katanya. 

Lebih lanjut, ia juga menjelaskan saat dirinya mengetahui adanya insiden tersebut. 

Kata dia, pihaknya langsung bergerak cepat untuk agar segera mengamankan para pelaku tersebut. 

Hasilnya ada 5 terduga pelaku yang telah diamankan.

Adapun ke-5 pelaku ini berinisial FEK, GW, JJ, LW dan MDM. 

Lalu, 5 pelaku yang diamankan yakni 2 diantaranya telah ditetapkan tersangka yakni FEK dan GW. 

“Baru dua yang sudah terindikasi dia bisa ditetapkan sebagai tersangka,” katanya. 

Lebih lanjut, Wiyoto membeberkan kronologi awal mulanya kejadian tersebut. 

Kata Wiyoto, kejadian itu terjadi berawal dari adanya diskusi yang dihadiri tokoh-tokoh besar di Hotel Grand Kemang tersebut. 

Sebagai informasi, tokoh yang hadir seperti mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, pakar hukum tata negara Refly Harun, eks Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu hingga mantan anggota DPR Marwan Batubara.

Disisi lain lanjut Wiyoto, terjadi aksi unjuk rasa dari sekelompok masyarakat yang mengatasnamakan Forum Cinta Tanah Air.

Mereka menuntut untuk melakukan pembubaran diskusi di dalam Hotel tersebut.

“Alasannya tidak ada izin, memecah belah persatuan dan kesatuan dan sebagainya,” tuturnya. 

Atas dasar itu, pihaknya melakukan pengamanan agar tidak ada gesekan yang tidak dinginkan.

Lanjut Wiyoto, tiba-tiba dari belakang hotel, ada 10-15 orang merangsak masuk. 

Mereka membuat onar dengan merusak properti dan membubarkan paksa diskusi tersebut“Jadi pada saat itu anggota kami masih terfokus di depan hotel melaksanakan kegiatan pengamanan aksi Unras. tapi tiba-tiba sekitar 10-15 orang langsung masuk merangsek ke dalam gedung,” katanya. 

Setelah kejadian itu, pihaknya melakukan pendalaman dan penyelidikan dengan memeriksa sejumlah saksi dan CCTV di lokasi kejadian.

“Kemudian dari record cctv, dan juga beberapa tayangan video yang sudah beredar di media sosial, kami berhasil mengamankan 5 orang yang terindikasi sebagai pelaku,” imbuhnya. 

Kronologi versi Said Didu

Tokoh nasional Said Didu berkisah soal momentum menegangkan ketika rombongan preman merengsek masuk ke ruang diskusi di sebuah Hotel di Kemang, Jakarta Selatan.

Para preman itu berteriak-teriak mengintimidasi sejumlah tokoh nasional dan orang-orang yang hadir pada acara itu.

Tak puas, preman mengobrak-abrik area panggung dan meminta orang-orang bubar.

Kejadian itu menurut Said Didu bukan sekadar upaya membubarkan diskusi.

Said Didu dan orang-orang di sana merasa diperlakukan seperti sandera

“(Kejadian) 28/9 bukan sekadar pembubaran diskusi, tapi kami diperlakukan bagaikan sandera,” tulis Said Didu di akun media sosial X, dikutip Warta Kota pada Minggu (29/9/2024)

Said Didu mengatakan, setelah preman mengobrak-abrik area panggung, semua pintu ditutup

“Diminta bubar. (Tapi) kami minta mau makan dulu. makanan dimajukan jam 11 dan hanya boleh makan 10 menit. Perusuh minta awasi kita makan,” terangnya. 

Said Didu juga menyoroti ‘kemesraan’ perusuh dengan aparat kepolisian

Dimana, dalam video yang beredar, seorang preman bersalaman dan memeluk akrab polisi usai melakukan aksinya

1 2 3

Reaksi & Komentar

ثُمَّ أَتْبَعَ سَبَبًا الكهف [92] Listen
Then he followed a way Al-Kahf ( The Cave ) [92] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi