BANDA ACEH – Seorang jenderal terkemuka di Garda Revolusi Iran (IRGC), Abbas Nilforushan, tewas dalam serangan udara Israel. Pejabat IRGC itu tewas bersama dengan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, menurut laporan media Iran, pada Sabtu, 28 September 2024.Serangan itu terjadi di Beirut pada hari Jumat, 27 September 2024, sebagai bagian dari perang Israel-Hamas yang sedang berlangsung, yang telah mendorong konflik tersebut semakin dekat untuk menjadi konfrontasi regional skala penuh.
Melansir dari Saudi Gazette, Senin, 30 September 2024, Nilforushan diketahui memegang posisi senior sebagai wakil komandan operasi di Garda Revolusi. Dia juga mengawasi pasukan darat.
Kehadirannya di Lebanon selama serangan itu telah menimbulkan pertanyaan, meskipun perannya di wilayah tersebut menyoroti dukungan Iran yang sudah lama terhadap Hizbullah.
Tehran Times dan media pemerintah lainnya mengonfirmasi kematian Nilforushan dengan pejabat Iran.
Ahmad Reza Pour Khaghan, yang merupakan wakil kepala peradilan Iran, dan Jenderal Nilforushan sigambarkan sebagai tamu bagi rakyat Lebanon.
Selain itu, Khaghan menekankan bahwa Iran berhak untuk membalas Israel berdasarkan hukum internasional.
Kematian Nilforushan menambah daftar korban yang terus bertambah dalam kepemimpinan militer Iran sementara Israel melanjutkan operasinya melawan Hizbullah, yang telah terlibat dalam konflik tersebut.
Dukungan Iran terhadap Hizbullah telah lama menjadi sumber ketegangan, dengan Pasukan Quds Garda Revolusi mempersenjatai dan melatih milisi di Lebanon.
Serangan udara Israel juga menandai pukulan telak bagi kehadiran militer Iran di wilayah tersebut, menyusul kematian pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, yang dilaporkan tewas di Teheran awal tahun ini.
Baik Hizbullah maupun Iran telah bersumpah untuk membalas dendam atas kerugian besar ini, yang meningkatkan kekhawatiran akan perang Timur Tengah yang lebih luas.