Selasa, 01/10/2024 - 14:23 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Penampilan Citra Palsu Calon Kepala Daerah di Medsos Berimbas Hubungan dengan Pengikutnya Berjarak New

BANDA ACEH – Praktisi Digital Universitas Indonesia Dr Firman Kurniawan meyakini dengan semakim dewasanya perilaku masyarakat Indonesia di dunia digital hal tersebut berimplikasi pada kemampuan masyarakat untuk menilai keaslian konten yang dibuat pembuat konten atau konten kreator.

Dalam konteks Pilkada Serentak 2024, menurutnya hal tersebut perlu diperhatikan oleh para calon kepala daerah yang memanfaatkan media sosial mereka sebagai wadah mereka berkampanye.

Bila calon kepala daerah menampilkan citra palsu maka justru akan membuat hubungan mereka dengan para pengikut di media sosial semakin berjarak. 

Tidak hanya itu, menurutnya kepalsuan itu bisa digunakan sebagai bahan konten baru oleh lawan mereka sehingga menjadi ‘senjata makan tuan’. 

Hal itu disampaikannya dalam diskusi bertajuk Wujudkan Kampanye Damai #MakinHepiDiRuangDigital yang digelar Tribun Network di Studio 1 Menara Kompas Jakarta pada Senin (30/9).

“Jangan justru kita beri jarak dengan image palsu. Lantaran kita sedang mencalonkan diri menjadi kepala daerah kemudian tiba-tiba begitu akrab, ketemu anak digendong, dicium, kemudian masuk kepada pasar,” kata Firman.

“Itu memang sebuah upaya untuk mendekatkan diri. Tetapi publik akan menilai apakah aktivitas itu merupakan aktifitas yang tulus atau tidak,” sambung dia.

Ternyata, apa yang disampaikan Firman juga turut diperhatikan oleh para calon kepala daerah yang saat ini tengah bertarung dalam kontestasi Pilkada 2024.

Calon Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung bahkan “menantang” publik untuk membuka jejak digitalnya.

Pramono mengatakan telah aktif bermain X (dulu Twitter) sejak 2010 dan telah lama aktif di Instagram.

Namun, ia mengakui bermain TikTok baru-baru ini.

Selain itu, ia pun mengaku tidak pernah betul-betul mempersiapkan diri sebagai calon gubenur sehingga menurutnya citra yang ia tampilkan selama ini di media sosial baik X maupun Instagram bukan ditunjukkan untuk kepentingan Pilkada.

“Saya bermain di ruang digital ini, bermain Twitter ini sejak tahun 2010. Bahkan jejak digital saya bisa dilihat, saya ini misalnya ketika 2011 pertarungan  antara Persib dan Persija, waktu itu sebagai pendukung dari dulu Persija, saya bilang El Classico akan dimenangkan oleh Persija. Itu ada jejak digitalnya,” kata dia.

“Kalau dilihat jejak digital saya, terutama Instagram saya, isinya cucu, sepedaan, kemudian saya betul-betul family man, dengan keluarga,” sambung dia.

Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Suswono melihat era kekinian memaksanya untuk terlibat aktif dalam media sosial.

Ia pun tidak memungkiri media sosial sebagai wadah yang efisien dan efektid untuk memperkenalkan sosoknya di dunia maya.

Suswono pun melihat anak-anak muda pengguna media sosial adalah anak-anak muda yang cerdas.

Untuk itu, ia memilih menggunakan kata-kata bijak dan optimisme untuk membangun semangat anak-anak muda pengikutnya di media sosial.

“Saya sendiri terpaksa harus juga, dipaksa untuk ikut terlibat di sana. Makanya ada kata-kata bijak, kata-kata optimisme yang setiap hari harus kita produksi untuk membangun semangat anak-anak muda,” kata dia.

“Jadi prinsipnya memang, mau tidak mau ini adalah satu media yang sangat efisien dan efektif. Yang diperlukan adalah tentu kreatifitas agar platform-platform ini betul-betul bisa optimal dalam memperkenalkan kita di dunia maya,” sambung dia.

Calon Gubernur Banten Airin Rachmi Diany pun bahkan menginstruksikan kepada tim media sosialnya untuk menampilkan sosoknya beserta segala kelebihan dan kekurangannya.

Ia bahkan mengaku mengelola sendiri akun Instagramnya tanpa menggunakan admin media sosial.

Airin juga melihat kecenderungan pemilih muda kurang tertarik dengan konten-kontennya yang berbau Politik.

Akan tetapi, kata dia, pemilih-pemilih muda justru lebih senang konten yang menunjukkan hal-hal yang sifatnya pribadi.

“Kadang-kadang menarik bagi anak-anak muda, kalau kita bicara politik, kita sampaikan, itu yang nge-like sedikit, atau yang nontonnya. Tapi kalau pribadi kita, itu banyak sekali. Jadi pada intinya, selalu sampaikan apa adanya sehingga masyarakat akan melihat dan memilih,” kata Airin.

1 2

Reaksi & Komentar

فَضَرَبْنَا عَلَىٰ آذَانِهِمْ فِي الْكَهْفِ سِنِينَ عَدَدًا الكهف [11] Listen
So We cast [a cover of sleep] over their ears within the cave for a number of years. Al-Kahf ( The Cave ) [11] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi