Sabtu, 05/10/2024 - 23:26 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ACEH

Ternyata Ada 5 Santri Kena Oles Adonan Cabai di Mulut dan Badan Hasil Racikan Istri Pimpinan Ponpes di Aceh Barat New

MEULABOH  – Kelakuan istri pimpinan ponpes di Aceh Barat terus dikuliti. Ternyata total ada lima santri yang kena oles adonan cabai hasil racikan istri pimpinan ponpes di Aceh Barat itu.

Empat santri kena oles adonan cabai di mulut dan satu satri lagi yang kisahnya viral, M (15) kena oles adonan cabai di badan hingga rambutnya digunduli.

Fakta baru ini keluar dari mulut ibu korban M (15), Marnita Pante.

Seperti diketahui, M disiram air cabai oleh istri pimpinan pesantren di Aceh.

M yang disiram pakai air cabai pun menjerit kepanasan sampai memasukkan tubuhnya ke bak mandi.

Terkini, sang ibu mengungkap kondisi anaknya yang kini trauma.

“Kejadian ini membuat anak saya menjadi trauma akibat dugaan kekerasan yang dilakukan oleh NN istri dari pimpinan Pesantren tersebut, “ kata Marnita ibu M, dilansir Tribun-medan.com, Jumat (4/10/2024).

Akibat penyiraman air cabai yang diduga dilakukan oleh NN, korban mengalami rasa panas dan kesakitan di tubuhnya.

Keluarga kemudian menjemput korban untuk dirawat oleh neneknya.

Marnita juga mendapatkan cerita dari sang anak, sebetulnya ada 4 santri lainnya yang juga menerima hukuman.

Namun, mereka tidak digunduli dan hanya diolesi cabai di bagian mulut.

“Dicukur rambut dia (hanya korban) seorang diri, dan diolesi cabai di mulut dan di badan.”

“Ada 4 santri  yang kena (hukuman) hanya sebatas diolesi cabai di bibir saja, mereka tidak dicukur rambut karena tidak melakukan kesalahan yang sama seperti yang anak saya lakukan,” urai Marnita.

Sebelumnya viral di media sosial, video seorang santri di Aceh Barat merintih kesakitan lantaran disiram air cabai.

Santri ini mengalami penyiksaan berupa penyiraman air cabai dan pencukuran rambut sebagai bentuk hukuman karena ketahuan merokok.

Akibat kejadian tersebut Teuku mengalami bengkak-bengkak di bagian tubuh akibat disiram dengan air cabai dan kini dirawat di rumah neneknya.

Sebelumnya Marnita Pante juga mengungkap kekejaman istri pimpinan Ponpes tersebut.

Sang ibu M mengakui anaknya dihukum karena melanggar larangan ponpes soal merokok.

Namun demikian, hukuman biasanya berupa mencukur rambut santri, tidak sampai disiram air cabai.

“Memang ada hukuman, tapi (biasanya) hanya sebatas dicukur rambutnya. Bukan mengolesi cabai di mulut dan di badannya,” ujarnya dikutip dari Tribunnews, Jumat (4/10/2024).

Marnita melanjutkan ceritanya, ia pertama kali mengetahui anaknya disiram air capai saat korban pulang ke rumah dengan kondisi menangis.

“Dia berlari di jalan sambil nangis, teriak bahwa badannya terasa perih karena diolesi cabai oleh uminya (pelaku, red),” lanjutnya.

Marnita menambahkan, setelah kejadian, dirinya sempat meminta penjelasan dari pihak ponpes.

Ia mendapatkan jawaban jika hukuman yang diberikan demi kebaikan korban sendiri.

“Saya bilang ke (ponpes): ‘Kenapa anak saya harus diolesi cabai dengan cara mengikat anak saya,” kata Marnita menirukan percakapannya dengan pihak ponpes.

Akan tetapi, orang tua korban tidak mendapatkan alasan jelas kenapa anaknya dihukum sedemikian rupa.

Detik-detik Anaknya Diolesi Cabai

Selain itu, ia juga membeberkan detik-detik anaknya diolesi cabai.

Semua bermula saat korban ketahuan merokok.

Ia kemudian dikumpulkan dengan empat santri lainnya.

Korban lalu dicukur rambutnya hingga botak.

Istri pimpinan ponpes juga sempat mencubit pipi kanan dan kiri korban.

“Kemudian ada ancaman dari umi. Habis itu tangan korban diikat,” beber Marnita.

Pelaku meninggalkan korban sebentar untuk kembali ke rumah untuk memblender cabai.

Pelaku kemudian membawa adonan cabai dengan plastik untuk dioleskan ke tubuh korban.

“Habis itu anak saya diberdirikan di tiang, baru diolesi cabai di mulut dan badan dia,” kata dia.

Di akhir pernyataan, Marnita sudah sering menerima laporan istri pimpinan ponpes melakukan kekerasan ke santri-santrinya.

Oleh karenanya, ia berharap ada penyelesaian masalah secara baik antara keluarga korban dengan pihak ponpes.

“Banyak yang sudah mengatakan ada melakukan kekerasan seperti itu.”

“Sebagai orang tua saya ingin yang terbaik, misalnya gimana keluarga dan pihak ponpes nantinya,” tutup Marnita.[]

1 2

Reaksi & Komentar

وَأَمَّا الْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلَامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ كَنزٌ لَّهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَن يَبْلُغَا أَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنزَهُمَا رَحْمَةً مِّن رَّبِّكَ ۚ وَمَا فَعَلْتُهُ عَنْ أَمْرِي ۚ ذَٰلِكَ تَأْوِيلُ مَا لَمْ تَسْطِع عَّلَيْهِ صَبْرًا الكهف [82] Listen
And as for the wall, it belonged to two orphan boys in the city, and there was beneath it a treasure for them, and their father had been righteous. So your Lord intended that they reach maturity and extract their treasure, as a mercy from your Lord. And I did it not of my own accord. That is the interpretation of that about which you could not have patience." Al-Kahf ( The Cave ) [82] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi