Miris, Anggota DPR Aceh Diduga Aniaya Bocah SD di Sekolah, Pemicunya Cuma Gara-gara Ini

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

image_pdfimage_print

BANDA ACEH  – Aksi kekerasan terhadap anak kembali terjadi.

ADVERTISEMENTS
ad39

Kali ini, seorang siswa sekolah dasar (SD) berusia 7 tahun di Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat diduga dianiaya seorang anggota DPRA (Dewan Perwakilan Rakyat Aceh).

ADVERTISEMENTS

“Sejumlah saksi sudah kami periksa dalam kasus ini,” kata Kasat Reskrim Polres Aceh Barat Iptu Fachmi Suciandy di Meulaboh, Jumat (4/10/2024), seperti dilansir Kompas.com. 

ADVERTISEMENTS

Saksi yang diperiksa antara lain guru korban, orangtua korban, dan korban sendiri yang didampingi oleh petugas di Unit PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak) Polres Aceh Barat.

ADVERTISEMENTS

Selain itu, polisi juga meminta keterangan dari seorang politisi di Aceh Barat yang kini telah dilantik sebagai anggota DPRA (Dewan Perwakilan Rakyat Aceh).

ADVERTISEMENTS

Iptu Fachmi Suciandy menjelaskan bahwa kasus ini terjadi pada Senin (23/9/2024) lalu.

ADVERTISEMENTS

Saat itu, korban dan anak pelaku terlibat perkelahian di sekolah.

Pelaku, yang melihat anaknya berkelahi, langsung mendatangi lokasi dan menampar murid yang berkelahi dengan anaknya.

Mengetahui kejadian tersebut, Djoko Hadi, ayah korban, mendatangi sekolah dan melaporkan penganiayaan tersebut ke Polres Aceh Barat.

Hasil visum et repertum dari dokter di rumah sakit menunjukkan bahwa korban mengalami memar di pipi kiri.

“Penyelidikan masih berlanjut, kami juga memeriksa saksi-saksi lainnya,” tambah Iptu Fachmi.

Korban trauma dan enggan sekolah 

Sementara itu, Djoko Hadi, ayah korban, menyatakan bahwa dirinya tidak terima dengan tindakan oknum politisi tersebut. 

Ia bertekad untuk membawa kasus ini ke jalur hukum.

“Anak saya saat ini trauma dan tidak mau ke sekolah,” kata Djoko kepada wartawan.

Djoko menjelaskan bahwa guru korban telah berusaha membujuk anaknya untuk kembali ke sekolah, tapi ketakutan masih menyelimuti anaknya.

Hingga saat ini, Djoko menyerahkan penanganan kasus tersebut sepenuhnya kepada polisi karena tindakan penganiayaan tersebut telah menyebabkan trauma mendalam pada anaknya

Exit mobile version