Jumat, 11/10/2024 - 07:59 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Kasus Penyiraman Air Cabai ke Santri di Aceh Barat Berakhir Damai, Istri Pimpinan Ponpes Bakal Bebas New

image_pdfimage_print

Adapun, peristiwa itu diduga terjadi pada Senin (30/9/2024).

ADVERTISEMENTS
Dirgahayu Tentara Nasional Indonesia dari Bank Aceh Syariah

Akibat penyiraman air cabai yang diduga dilakukan oleh NN, korban mengalami rasa panas dan kesakitan di tubuhnya. 

ADVERTISEMENTS
Hari Kesaktian Pancasila dari Bank Aceh Syariah

Keluarga kemudian menjemput korban untuk dirawat oleh neneknya.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan dan Pengucupan Sumpah Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA)

Kendati demikian, kasus ini sontak menyita perhatian warganet setelah video yang menayangkan santri itu dimandikan beredar viral.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW

Salah satu videonya dibagikan oleh akun X (Twitter) @Heraloebss, pada Rabu (2/10/2024).

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati HARDIKDA - Hari Pendidikan Daerah

Rupanya santri mendapati perlakuan itu sebagai sanksi karena melakukan pelanggaran di lingkungan pesantren,” tulis akun tersebut.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Duka Cita atas Meninggal Dunia Bank Aceh Syariah Tgk H. Muhammad Yusuf A. Wahab

Dalam video yang dibagikan, remaja yang diduga santri itu sedang dimandikan oleh seorang ibu-ibu.

Ibu-ibu tersebut menggosokan benda seperti sabun ke sekujur tubuh remaja itu.

Namun, remaja itu terus menangis histeris seperti menahan sakit sambil mengusap-ngusap tubuhnya.

Berita Lainnya:
Prabowo Langsung ke Vietnam Usai Rapat Paripurna, Warganet Takjub: Perasaan Tadi Masih di IKN

Ia pun akhirnya menceburkan diri ke dalam bak mandi.

Setelah menceburkan diri ke bak mandi, remaja itu tidak kunjung berhenti menangis histeris.

Hingga artikel ini ditulis, video viral itu telah dilihat sebanyak lebih dari 445 ribu kali.

Sementara itu, warganet di kolom reply pun menyayangkan hukuman pihak ponpes kepada santri tersebut apabila benar membuat kesalahan.

 

Kemenag: Pesantren Bukan Tempat Kekerasan

Kementerian Agama (Kemenag) RI buka suara terkait kasus dugaan penganiayaan terhadap seorang santri di Desa Pante Ceureumen, Aceh Barat, Nangroe Aceh Darussalam (NAD) yang matanya disiram air cabai oleh istri pimpinan pondok pesantren tersebut.

Juru Bicara Kemenag RI, Sunanto mengatakan, kasus tersebut telah ditindaklanjuti oleh pihaknya.

Pihaknya, kata dia, juga telah melakukan pendekatan.

Berita Lainnya:
Ternyata Begini Cara Pemerintah Bebaskan Pilot Susi Air Kapten Philip Mark Mehrtens

“Sudah-sudah. Jadi, terus kami lakukan pendekatan. Dan itu kan informasinya kami cek apakah sudah masuk ke ranah hukum atau tidak,” kata Sunanto usai Media Gathering di kawasan Jakarta Pusat pada Senin (7/10/2024).

Sunanto mengatakan, butuh upaya yang sangat luar biasa untuk memberikan edukasi kepada pesantren-pesantren yang ada di daerah.

Kementerian Agama, kata dia, juga terus melakukan edukasi agar pondok pesantren menjadi tempat yang nyaman bagi pendidikan agama.

“Jadi, keleluasaan kemandirian (pesantren) tetap disampaikan, tetapi kami selalu melakukan pendidikan dan pendekatan agar pesantren itu menjadi tempat yang nyaman bagi pendidikan keagamaan dan peningkatan sumber daya manusianya,” kata dia.

“Bukan malah menjadi tempat untuk melakukan aktivitas kekerasan,” sambung dia

1 2 3

Reaksi & Komentar

وَالَّذِينَ يُتَوَفَّوْنَ مِنكُمْ وَيَذَرُونَ أَزْوَاجًا يَتَرَبَّصْنَ بِأَنفُسِهِنَّ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَعَشْرًا ۖ فَإِذَا بَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ فِيمَا فَعَلْنَ فِي أَنفُسِهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ البقرة [234] Listen
And those who are taken in death among you and leave wives behind - they, [the wives, shall] wait four months and ten [days]. And when they have fulfilled their term, then there is no blame upon you for what they do with themselves in an acceptable manner. And Allah is [fully] Acquainted with what you do. Al-Baqarah ( The Cow ) [234] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi