Rabu, 16/10/2024 - 10:27 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Pakar Hukum Tata Negara Menilai Minimnya Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran Sebagai Tanda Bahaya New

image_pdfimage_print

BANDA ACEH  – Pakar Hukum Tata Negara dari Sekolah Tinggi Hukum (STH) Indonesia Jentera, Bivitri Susanti mengomentari minimnya partisipasi oposisi di pemerintahan Prabowo

ADVERTISEMENTS
Dirgahayu Tentara Nasional Indonesia dari Bank Aceh Syariah

Diketahui saat ini NasDem sudah menentukan sikap tak masuk kabinet pemerintahan Prabowo dan PDIP belum tentukan sikap. 

ADVERTISEMENTS
Hari Kesaktian Pancasila dari Bank Aceh Syariah

Sementara itu parpol parlemen lainnya mendukung pemerintahan Prabowo mendatang. 

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan dan Pengucupan Sumpah Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA)

“Bahaya banget, demokrasi kalau nggak ada oposisi menurut saya bukan demokrasi tapi otokrasi,” kata Bivitri kepada Tribunnews.com di Jakarta, Selasa (5/10/2024). 

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW

Karena menurut Bivitri tidak akan ada pengawasan terhadap pemerintahan. 

Berita Lainnya:
Dari Pengangguran Jadi Entrepreneur! Gen Z Bisa Mulai Bisnis dari Sini
ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati HARDIKDA - Hari Pendidikan Daerah

“Jadi ini kabar yang sangat sangat buruk,” terangnya. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Duka Cita atas Meninggal Dunia Bank Aceh Syariah Tgk H. Muhammad Yusuf A. Wahab

Bivitri mengatakan pada pemerintahan sebelumnya ada partai oposisi. Banyak perundang-undangan yang tak berpihak rakyat diloloskan. 

“Dulu masih ada (oposisi) Demokrat sama PKS itu aja dilibas terus. Buat Cipta Kerja lewat, mau bikin UU Minerba lewat. Apalagi kalau nggak ada (oposisi), jadi perdebatan bahkan nggak akan ada,” terangnya. 

Dia juga menyoroti gemuknya kabinet pemerintah Prabowo. Hal ini dinilainya bakal menimbulkan permasalahan. 

“Menurut saya nggak bagus (kabinet gemuk) karena keberhasilan suatu pemerintahan tidak tergantung pada kuantitas menteri,” kata Bivitri. 

Berita Lainnya:
Istri Buat Konten Pamer Isi Rumah di TikTok, Satu Keluarga di Bogor Dirampok hingga Suami Tewas!

Ia menerangkan bakal terjadi banyak permasalahan dengan banyaknya jumlah kabinet menteri di pemerintahan. 

“Jadi kalau misalnya kemudian kementerian malah dipecah-pecah. Jadi lebih banyak masalah, itu yang akan timbul,” terangnya. 

Selain itu menurutnya buat kementerian baru dan bongkar kementerian butuh waktu yang lama untuk jadi stabil, minimal dua tahun.

“Itu semua akan membuat kementerian mungkin nggak jalan dengan cepat untuk menjalankan portofolionya masing-masing,” tandasnya

ADVERTISEMENT


Reaksi & Komentar

أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُم مَّثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِن قَبْلِكُم ۖ مَّسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّىٰ يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَىٰ نَصْرُ اللَّهِ ۗ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ البقرة [214] Listen
Or do you think that you will enter Paradise while such [trial] has not yet come to you as came to those who passed on before you? They were touched by poverty and hardship and were shaken until [even their] messenger and those who believed with him said, "When is the help of Allah?" Unquestionably, the help of Allah is near. Al-Baqarah ( The Cow ) [214] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi