EDUKASI
EDUKASI

Alumni UI: Raihan Gelar Doktor Bahlil Sulit Diterima Akal Sehat

image_pdfimage_print

BANDA ACEH -Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia yang meraih gelar doktor dari Universitas Indonesia menuai kontroversi karena ditempuh kurang dari 2 tahun.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Aktivis Ikatan Keluarga Besar Universitas Indonesia (IKB-UI) Juju Purwantoro menilai proses capaian gelar doktor tersebut tampak kilat dan simsalabim.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

“Gelar doktor Bahlil sulit diterima akal sehat,” kata Juju melalui keterangan tertulis yang diterima Kantor Berita Politik dan Ekonomi RMOL, Sabtu, 19 Oktober 2024.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Pasalnya, Juju melihat Bahlil yang juga Ketua Umum Partai Golkar sedemikian sibuknya dalam beraktivitas.

Berita Lainnya:
Waduh Mahasiswa Junior Disuruh Minum Oli, Video Aksi Perpeloncoan Diduga Terjadi di Kupang Viral
ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

“Kapan Bahlil ada waktu secara regular kuliah di UI yang terkenal sangat tertib dan disiplin (tingkat doktoral),” tanya Juju.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

 

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

“Bagaimana dia bisa menyisihkan waktu, apalagi dalam waktu super singkat mengerjakan dan menyelesaikan tugas-tugas studi akademik doktoralnya,” sambungnya.

Dalam kasus Bahlil tersebut, kata Juju, nama besar UI sangat dipertaruhkan, karena pendidikan doktoral lebih memprioritaskan proses pengembangan kapasitas individu dalam berkarir sebagai seorang akademisi.

“Gelar doktor yang diberikan UI pada Bahlil merupakan ‘batu uji’ dan sangat mempertaruhkan nama besar (kompetensi) dan kredibilitas UI,” kata Juju.

Berita Lainnya:
Rocky Gerung Beberkan Dalang di Balik Terbongkarnya Judi Online di Kemen Komdigi: Ada Elit Pecah Kongsi

Juju menegaskan bahwa dunia pendidikan tinggi negeri ini akan rusak jika kampus dan rezim bersinegi negatif, akademisi kongkalikong dengan penguasa demi kepentingan pejabatnya. 

Ia berharap dunia pendidikan tinggi dan kaum intelektual jangan sampai dirusak oleh para oportunis. 

“Akademisi harus bebas terhadap kebenaran  kejujuran dan ilmu pengetahuan,” demikian Juju yang merupakan alumni Fakultas Hukum UI tahun 1982 ini. 


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya