Ricuh Gelar Doktor Bahlil, Rocky Gerung Bongkar Praktik Jual Beli Ijazah di UI

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

BANDA ACEH – Ramai gelar doktor Bahlil Lahadalia, Pengamat Politik Rocky Gerung bongkar jual beli ijazah di Universitas Indonesia (UI).Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia Bahlil Lahadalia tuai sorotan publik usai selesaikan program doktor dalam waktu kurang dari 2 tahun.

Tak hanya masa studi, kini disertasi Bahlil juga mendapatan sorotan di media ssosial.

Banyak yang kemudian melakukan analisa terhadap disertasi Ketum Demokrat ini.

Pengamat Politik Rocky Gerung yang pernah mengajar di UI ini kemudian membongkar praktik jual beli ijazah di UI.

Mnurut rocky, praktik ini sudah terjadi sejak 10 tahun yang lalu.

Jual beli ijazah yang dimaksud adalah menggunakan joki untuk menyelesaikan tugas akhir.

Dimana tokoh-tokoh tertentu yang tengah mengerjakan tesis mauun disertasi meminta mahasiswa untuk membuatkan kerangka penulisannya.

“Ya saya tahu bahwa jual beli ijazah itu sudah lama sekali sejak 10 tahun lalu saya masih mengajar di UI. Itu kalau sudah sore-sore yang anak-anak S1 itu, karena saya mengajar metodologi Itu sudah pasti melapor Pak ini ada Bupati calon Bupati calon gubernur atau pejabat pemerintah itu lagi menulis disertasi lalu minta tolong untuk buatkan kerangka penelitian,” jelasnya dikutip dari laman YouTube

Rocky Gerung Official, (18/10).

Menurut Rocky, praktik tersebut sudah terjadi sejak 1 dekade lalu.

Rocky juga menyebutkan bahwa praktik tersebut ada harganya.

“Kira-kira satu dekade ini UI itu juga jadi sarang tempat orang e jual beli ijazah itu itu hal yang terbuka kita ketahui itu paling enggak bisik-bisik di kalangan mahasiswa begitu tuh dan itu ada harganya. Jadi bayangin mahasiswa S1 diminta untuk membuat riset desain seseorang yang ingin dapat gelar S2 atau S3,” jelasnya lagi.

Ia juga menegaskan seharusnya UI memiliki filter saat disertasi maupun tesis tersebut diuji.

“Begitu masuk di ruang ujian berlakulah prinsip bahwa tidak ada maaf terhadap pertanyaan tidak ada maaf terhadap jawaban yang dungu kan mesti ada duel habis-habisan di situ kan dan itu pentingnya disertasi itu dibuka untuk umum supaya ada semacam audit eksternal,” tambahnya. (*)

Exit mobile version