Latar Belakang KH Nasaruddin Umar Ditunjuk Jadi Menteri Agama di Kabinet Menteri Agama

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

BANDA ACEH – Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar diangkat menjadi Menteri Agama di Kabinet Merah Putih yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto.

ADVERTISEMENTS

Berikut ini latar belakang dan profil Nasaruddin Umar.  

ADVERTISEMENTS

Sebelumnya, Presiden terpilih Prabowo Subianto mengumumkan 53 nama  menteri yang akan membantunya di Kabinet Merah Putih, Minggu (20/10/2024).

Dari 53 menteri tersebut, salah satunya adalah Nasaruddin Umar, Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta.

Senin (21/10/2024) pagi ini, Presiden Prabowo dijadwalkan akan melantik menteri dan wakil menteri Kabinet Merah Putih.

Seminggu sebelum Prabowo mengumumkan susunan kabinetnya tadi malam atau tepatnya Senin (14/10/2024) lalu, Nasaruddin Umar menjadi salah satu tokoh yang mendatangi kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Nasaruddin dipanggil Prabowo saat isu pemilihan untuk sosok menteri mencuat.

Dia datang sekira pukul 18.45 WIB dengan mengenakan baju batik berwarna kuning dan kopiah hitam di kepalanya.

Usai bertemu dengan Prabowo, Nasaruddin mengaku sangat kaget ketika dipanggil Prabowo. 

Nasaruddin sama sekali tak pernah membayangkan jika dirinya diminta bantuan dalam masa pemerintahan Prabowo-Gibran Rakabuming Raka.

“Saya betul-betul sangat surprise ya, saya gak nyangka dan saya kaget, saya gak pernah membayangkan. Saya baru pulang juga dari MoU dengan Al-Azhar Mesir kemarin baru pulang,” kata Nasaruddin kepada wartawan.

“Tiba-tiba saya dapat undangan dari presiden terpilih Pak Prabowo, saya diminta untuk membantu beliau di periode yang akan datang,” sambungnya.

Nasaruddin mengatakan sebelum dihubungi oleh ajudan Prabowo, saat itu dia tengah menyantap sajian berbuka puasa. 

“Jam tadi abis buka puasa ya, jam 6 saya sedang buka puasa ‘pak bisa dipanggil bapak’,” ucapnya.

Nasaruddin Umar menyatakan kesiapannya jika memang akhirnya diminta untuk menjadi menteri kabinet Prabowo-Gibran.

“Tapi kok kenapa saya ikut panggil, gak pernah nyangka, gak pernah membayangkan. Kita hanya bekerja profesional di bidang saya di Istiqlal dan di perguruan tinggi sebagai dosen dan menghadiri pertemuan-pertemuan keagamaan internasional,” tuturnya.

Berikut Profil Nasaruddin Umar

Pemilik nama lengkap AG Prof Dr KH Nasaruddin Umar M.A lahir pada 23 Juni 1959 dan kini berusia 65 tahun. 

Nasaruddin adalah Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta. 

Dia pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Agama Republik Indonesia dari tahun 2011 sampai 2014. 

Ia juga merupakan pendiri organisasi lintas agama untuk Masyarakat Dialog antar Umat Beragama dan pernah menjabat sebagai Dirjen pada Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam di Departemen Agama/Kementerian Agama Republik Indonesia. 

Nasaruddin juga adalah anggota dari Tim Penasehat Inggris-Indonesia yang didirikan oleh mantan perdana menteri Inggris, Tony Blair.

Mengutip Wikipedia, Nasaruddin juga menjabat sebagai salah satu Rais Pengurus Besar Nahdlatul Ulama masa khidmat 2022-2027. 

Pada tanggal 3 November 2019, dalam Musyawarah Nasional (Munas) BP4 XVI di Jakarta, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A. terpilih sebagai Ketua Umum BP4 periode 2019-2024.

Dan terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Pondok Pesantren As’adiyah pada Muktamar As’adiyah ke XV di Sengkang tahun 2022. 

Terkini saat kedatangan Paus Fransiskus September 2024 lalu, Nasaruddin Umar menandatangani dokumen Deklarasi Bersama Istiqlal 2024 bersama pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia, Paus Fransiskus yang sedang mengadakan kunjungan historisnya ke Indonesia.

Pendidikan

Nasaruddin Umar melakukan studi pascasarjana di IAIN/ UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta dan mendapatkan gelar Magister (1992) serta doktoral (PhD) (1998). 

Selama studi kedoktorannya, dia sempat menjadi salah satu mahasiswa yang menjalani Program PhD di Universitas McGill, Montreal, Kanada (1993-1994).

Dia juga sebagai salah satu mahasiswa yang menjalani Program Ph.D di Universitas Leiden, Belanda (1994-1995). 

Setelah mendapatkan gelar doktoral, ia pernah menjadi sarjana tamu di Sophia University, Tokyo (2001), sarjana tamu di SOAS University of London (2001-2002), dan sarjana tamu di Georgetown University, Washington DC (2003-2004). 

Dia adalah penulis dari 12 buku yang di antaranya Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Quran (Paramadina, 1999). 

Isinya yang menjabarkan hasil penelitian mengenai bias gender dalam Quran.

Riwayat Pendidikan

SDN 6 tahun, di Ujung-Bone 1970

Madrasah Ibtida’iyah 6 tahun, di Pesantren As’adiyah Sengkang, 1971

PGA 4 Thn, di pesantren As’adiyah Sengkang, 1974

PGA 6 Thn, di Pesantren As’adiyah Sengkang 1976

Sarjana Muda, Fakultas Syari’ah IAIN Alauddin Ujung Pandang, 1980

Sarjana Lengkap (Sarjana Teladan) Fakultas Syari’ah IAIN Alauddin Ujung Pandang, 1984

Program S2 (tanpa tesis) IAIN syarif Hidayatullah Jakarta, 1990-1992.

Program S3 (alumni Terbaik) IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan disertasi tentang” Perspektif Jender Dalam al-qur’an, 1993-1998.

Visiting Student di Mc Gill University canada, 1993-1994

Visiting Student di Leiden University Belanda, 1994/1995

Sandwich program di Paris University Prancis, 1995

Penelitian kepustakaan perguruan tinggi di Kanada, Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Belanda, Belgia, Italia, Ankara, Istanbul, Srilanka, Korea Selatan, Saudi Arabia, Mesir, Abu Dhabi, Yordania, Palestina, dan Singapore, Kualalumpur, Manila.

Guru Besar dalam bidang Tafsir pada Fakultas Ushuluddin IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 12 Januari 2002.

 

Jabatan Struktural/Non Struktural

Ketua Umum Pengurus Pusat Pondok Pesantren As’adiyah Sengkang – Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan , 2022-Sekarang 

Ketua Yayasan Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung- Kab. Bone Sulawesi Selatan

Sekretaris Umum Lembaga Studi Islam dan Kemasyarakatan (LSIK), Jakarta, 1992- Sekarang.

Dewan Pendiri dan pengurus Masyarakat Dialaog natar Ummat Beragama (MADIA) Jakarta, 1983-sekarang.

Wakil Ketua wakaf yayasan Paramadina, Jakarta, 1999- Sekarang.

Ketua Yayasan Panca Dian Kasih, Jakarta, 2001- Sekarang.

Wakil Ketua Pengurus Pusat KMA-PBS, Jakarta, 2001-2004.

Ketua Departemen Pemberdayaan Sosial dan Perempuan ICMI Pusat, Jakarta 2000- sekarang.

Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta, 2000- Sekarang.

Anggota KOMNAS Perempuan, 1999-sekarang.

Wakil Ketua (Bidang Pendidikan)Masjid Al-Tin, Jakarta, 1998-sekarang.

Pembantu Rektor III UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2000-sekarang.

Staf Pengajar bidang kajian Wanita program pasca Sarjana UI, jakarta, 1997-Sekarang.

Ketua Program studi Agama dan Perempuan, bidang kajian wanita program pasca Sarjana UI Jakarta, 2001-sekarang.

Staf pengajar Pasca Sarjana Universitas Paramadina Mulia, Jakarta, 1998-2000.

Staf pengajar Yayasan wakaf Paramadina, Jakarta, 1993-sekarang.

Staf Pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IBII Jakarta, 1997-sekarang.

Wakil sekretaris PP. Himpunan Peminat Ilmu-Ilmu Ushuliuddin (HIPIUS), Jakarta, 1994-Sekarang.

Anggota Asesor badan Akredaitasi Nasional Perguruan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional RI, Jakarta, 2001-sekarang.

Yayasan Setara Indonesia (YASIN), Jakarta, 2001-sekarang.

Staf ahli PSW IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2001-sekarang.

Dewan Redaksi Jurnal Islam FUTURA, IAIN Ar-raniri, nanggroe Aceh Darussalam, 2001-sekarang.

Anggota penyunting ahli Jurnal Kajian Agama Islam dan Masyarakat INTIZAR, Pusat Penelitian IAIN Raden fatah, Palembang, 2001-sekarang.

Penanggung jawab tabloid Swara Damai Yayasan Padi Kasih, Jakarta 2002-sekarang.

Pengasuh Rubrik Mas’il alShufiyah di majalah SUFI, Jakarta, 2002-sekarang.

Ketua Dewan Syuro Ikhwanul Muballighin Indonesia.

Sekretaris Dewan Pembina PB As’adiyah 

Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul ‘Ulama (PBNU) 2015-2020. 

Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia 2015-2020. 

Diarsipkan 2018-08-08 di Wayback Machine.

Rektor Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an.

Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah. 

Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Republik Indonesia.

Wakil Menteri Agama Republik Indonesia.

Imam Besar Masjid Negara Istiqlal sejak tahun 2016.

Komisaris PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR)

Komisaris Bank Mega Syariah (2018-)

Nasaruddin Umar Office (NUO) 2019 – Sekarang [8][pranala nonaktif permanen]

Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta (Kepres RI No. 31/M Tahun 2020) periode 2020 dst.

Anggota Dewan Penasehat pada Komplek Raja Salman bin Abdulaziz Al-Sau’ud untuk Hadis Nabi (مجلس أمناء مجمع خادم حرمين الشريفين الملك سلمان عبد العزبز أل سعود للحديث النبو الشريف), tahun 2019 –

Ketua Umum Ittihad Persaudaraan Imam Masjid Indonesia (IPIM) hasil Munas IPIM di Jakarta 2019.

Ketua Umum Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) ke-16, hasil Munas BP4 di Jakarta tahun 2019

Karya Tulis

Nasaruddin Umar juga aktif membuat karya tulis, di antaranya:

“Pengertian Deasa Menurut hukum Positif dan hukum Islam” (Risalah Sarjana Muda), 1980.

“Islam dan Nasionalisme Indonesia, Analaisa tentang Integrasi Syari’ah Islam dalam Pembinaan Hukum Nasional”, (Skripsi), 1984.

“Perspektif Jender Dalam Islam”, (Disertasi), 1998.

“Fiqh Ibadah”, (Diktat), Fakultas Syari’ah IAIN Alauddin U&jung Pandang, Sulawasi Selatan, 1987.

“Tema-Tema pokok Al-Qur’an” (diktat) Yayasan Wakaf Paramadina Jakarta, 1994.

“Antropolgi Jilbab dalam perspektif feminis dan penafsiran Islam” (diktat), Yayasan Wakaf Paramadina Jakarta, 1995

Exit mobile version