NASIONAL
NASIONAL

Viral Petani Ramai-Ramai Joget TikTok, Wamentan: Apa Salahnya?

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Viral sebuah kampung di Sukabumi, Jawa Barat, menampilkan banyak petani yang membuat konten TikTok atau menjadi TikTokers. Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, ikut angkat bicara mengenai fenomena ini.Sudaryono menyatakan bahwa fenomena para petani bermain TikTok bukanlah tanda alih profesi. Ia tidak mempermasalahkan banyaknya petani yang menjadi kreator konten.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

“Terus, apa salahnya? Kalau alih profesi sih tidak, mereka tetap bertani. Tapi, mereka juga mendapatkan tambahan penghasilan sebagai kreator konten. Saya kira, selama tidak melanggar hukum, ya kita hargai,” ujar Sudaryono di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (29/10/2024).

Berita Lainnya:
Polisi: Kecelakaan di Tol Cipularang Tidak Murni Kesalahan Sopir
ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Ia mengakui bahwa banyak petani membuat konten dari keseharian mereka, bahkan ada yang melakukan live streaming saat bekerja di sawah atau menjalankan aktivitas pertanian lainnya.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

“Dan banyak juga saya lihat, kreator konten itu sambil ngarit, sambil live streaming. Banyak orang, mungkin orang kota yang tidak pernah melihat aktivitas ngarit, jadi bisa melihat,” jelasnya.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Selama Masih Positif

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Sudaryono menegaskan bahwa selama konten yang disajikan berdampak positif, tidak ada masalah. Namun, ia juga menyoroti konten yang memuat adegan seperti mandi lumpur, yang sebaiknya tidak dilakukan.

Berita Lainnya:
Natalius Pigai Bangga Diserang Imbas Minta Rp20 Triliun
ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

“Saya kira konten yang tidak positif, seperti yang dibuat-buat, perlu dikaji. Misalnya, orang mandi lumpur dan lain-lain, itu mungkin perlu dipertimbangkan lagi,” ucapnya.

“Tapi itu bukan ranah saya untuk mengomentari lebih lanjut. Yang jelas, jika petani membuat konten tentang aktivitas mereka di sawah, seperti menanam singkong, saya kira tidak ada masalah,” tambah Wamentan.

Wamentan Ajak Milenial Ciptakan Platform Digital Jembatani Petani dan Konsumen


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya