Wamentan Usul, Susu Tak Harus Masuk di Program Makan Bergizi Gratis

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

BANDA ACEH – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengusulkan sekaligus meminta kepada Badan Gizi Nasional, untuk tidak terlalu memaksa memasukkan menu susu pada program makan bergizi gratis (MBG), yang akan dimulai pada 2 Januari 2025 di seluruh Indonesia.Usulan ini sejalan karena saat ini Indonesia masih belum bisa memenuhi kebutuhan susu nasional melalui produksi dalam negeri. Di mana berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2023, produksi susu segar Indonesia hanya mencapai 837.223 ton. Nilai tersebut hanya setara 19% dari kebutuhan nasional sebesar 4,4 juta ton. Sehingga sisanya atau 81% masih harus dipenuhi dengan impor.

ADVERTISEMENTS

“Jika susu memang masih impor ya, maksudnya susu itu memang produksinya belum cukup, kita menyarankan dan kita minta ke Badan Gizi Nasional untuk tidak terlalu memaksa harus minum susu. Jadi bisa susunya disubstitusi ke dalam sumber-sumber protein yang lain, apakah ayam atau telur. 

ADVERTISEMENTS

Karena kan ayam dan telur itu sudah swasembada, sudah cukup, atau mungkin juga bisa protein nabati dan seterusnya. Jadi kita tidak ingin memaksakan harus susu,” kata Sudaryono saat ditemui di Kanton Kementan, Jakarta, Selasa (29/10/2024).

ADVERTISEMENTS

Sudaryono menjelaskan, program makan bergizi bukan berarti harus minum susu, tetapi makan dengan jumlah protein yang cukup untuk ibu hamil dan anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah.

ADVERTISEMENTS

“Kita tidak ingin menambah beban negara dengan kita memaksa susu, dengan susunya harus diimpor dalam bentuk bubuk dan seterusnya,” ujarnya.

ADVERTISEMENTS

Namun, bukan berarti juga pemerintah Indonesia pasrah tidak akan menyediakan susu dalam program makan bergizi gratis. Kata dia, seiring dengan produktivitas susu nasional yang meningkat nantinya, tentu pemerintah ingin memberikan susu dalam program tersebut.

“Di beberapa daerah sentra-sentra susu, seperti di Banyumas, misalnya di Baturaden, kemudian di beberapa sentra susu di Boyolali dan seterusnya, yang dia dekat dengan sentra susu, ada beberapa sekolah yang makan bergizinya nanti ada (menu) susu. Susunya diambil dari peternak-peternak yang memang ada di sekitar sekolah itu,” terang dia.

Sudaryono berharap ketika nantinya indukan sapi perah semakin banyak, maka akan ada semakin banyak sekolah yang bisa memberikan menu susu dalam program MBG. “Sehingga memberikan susu itu sesuai dengan kemampuan produksi kita,” lanjutnya.

“Kita ingin betul-betul makan bergizi gratis ini secara ekonomi bermanfaat juga bagi rakyat kita, bagi petani kita, bagi peternak kita, baik petani padinya, sayurnya, hortikulturanya, buahnya, termasuk juga peternak-peternak kita untuk daging, telur, susu, ayam, dan seterusnya,” pungkas Sudaryono.

Exit mobile version