Selip Lidah Suswono Lebih Parah dari Ahok
NASIONAL
NASIONAL

Selip Lidah Suswono Lebih Parah dari Ahok

ADVERTISMENTS
Iklan Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1446 H dari Bank Aceh Syariah
image_pdfimage_print

BANDA ACEH -Pernyataan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Jakarta nomor urut 1, Suswono, terkait narasi janda yang dikaitkan dengan cerita sejarah Nabi Muhammad SAW, dinilai bukan hanya menistakan agama. 

ADVERTISMENTS

Hal tersebut disampaikan Praktisi Hukum Andi Safrani, dalam diskusi publik bertajuk “Telaah Ucapan Suswono: Perspektif Sejarah, Hukum dan Bahasa”, yang digelar Aliansi Pengacara Bela Nabi (APBN) di Phala-wan Cafe, Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu, 30 Oktober 2024.

Andi menjelaskan, ada 3 aspek yang harus diperhatikan untuk memproses Suswono ke jalur hukum. Yaitu formil, materiil, dan konteksnya. Sebab, kejadian ini serupa tapi tak sama dengan kasus penistaan agama mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. 

ADVERTISMENTS
Berita Lainnya:
Petinggi Hamas Syahid Dibom Teroris Israel Saat Sedang Tahajjud

“Oleh karenanya ini yang menjadi pembeda pada kasus Ahok. Kasus Ahok disampaikan tidak dalam tahapan kampanye. Ini konsekuensinya pada hukum apa yang mau dipakai. Apakah lex generalis yang artinya memakai KUHP, atau lex specialis yang menggunakan UU Pilkada,” papar Andi. 

Menurutnya, pernyataan Suswono dalam kampanye pada 26 Oktober 2024 tidak hanya menistakan agama, juga mengandung unsur pidana dan pelanggaran pidana Pilkada Serentak 2024.

ADVERTISMENTS

“Ini yang (juga) membedakan dengan Ahok. Karena itu tidak mempengaruhi pencalonannya waktu itu,” sambung akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta itu menegaskan. 

Berita Lainnya:
Jauh dari Rp 1 Juta yang Didengar Prabowo, Driver Ojol Hanya Dapat Bonus Hari Raya Rp50 Ribu

Lebih lanjut, Andi menyebutkan potensi sanksi yang akan didapat Suswono, apabila terbukti melanggar pidana dan UU Pilkada. 

“Di UU Pilkada ada di Pasal 67, dan diperkuat PKPU Pasal 57 dengan ancaman pidana, memang tidak banyak kalau Pilkada, hanya enam bulan,” tutur master hukum lulusan Victoria University, Melbourne, Australia itu. 

“Tapi jika pidana terbukti, maka ada ancaman berbeda, yaitu diskualifikasi,” pungkas Andi. 

Sumber: r

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

ADVERTISMENTS