NASIONAL
NASIONAL

Tiba-tiba Bahlil Lahadalia sebagai Ketum Golkar Jadi Bukti Parpol Lembaga Privat

image_pdfimage_print

BANDA ACEH -Kelembagaan partai Politik (parpol) Indonesia pada masa sekarang ini, dinilai telah bergeser ke arah privatisasi oleh hanya pucuk pimpinan tertinggi.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Kondisi tersebut membuat parpol potensi tidak menjadi penyambung lidah dan pembela rakyat.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Hal tersebut disampaikan Anggota Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Syamsuddin Haris, dalam diskusi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang disiarkan di Youtube, pada Rabu, 30 Oktober 2024.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

“Dalam faktanya, dalam kenyataannya kita lihat partai politik bisa kita anggap milik ketua umum, milik satu pendiri. Itu faktual,” kata Haris.

Berita Lainnya:
Empat Santri Sukabumi Meninggal Usai Tertimpa Dinding Kolam, Warga Dengar Teriakan
ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Dia menjelaskan, pada tahun politik 2024 ini terdapat tren pergeseran peran penting partai politik dalam menjaga kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

“Kenapa hampir semua ketua umum partai politik pada 2024 ini semuanya dipilih secara aklamasi. Fenomena di tahun-tahun sebelumnya kita tidak temukan,” urainya.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Haris menyebutkan, ada salah satu partai politik yang pada tahun ini menunjukkan secara telanjang konsep privatisasi kelembagaan partai politik dalam hal pergantian kepemimpinan.

Berita Lainnya:
Dipenuhi Emak-emak, Ini Tuntutan Massa Aksi Reuni 411

“Golkar contohnya. Tiba-tiba Bahlil disepakati sebagai ketua umum. Ini kan dahsyat, dahsyat sekali,” tuturnya.

Oleh karena itu, Haris mempertanyakan kondisi demokrasi yang salah satu pemerannya adalah partai politik, karena lembaga ini merupakan pencetak pemimpin-pemimpin bangsa.

“Apakah itu (tren privatisasi partai politik) suatu hal yang baik, sesuatu yang sehat,” demikian Haris.


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya