BANDA ACEH – Pengadilan Andoolo pada Rabu (30/10/2024) menggelar sidang lanjutan perkara yang menjerat guru Supriyani menjadi terdakwa kasus penganiayaan terhadap murid. Dalam sidang kemarin, pemeriksaan saksi mengungkap upaya penyidik Polsek Baito yang memaksa Supriyani untuk mengakui dugaan penganiayaan terhadap siswanya inisial D (8).Dalam sidang pemeriksaan saksi tersebut, Jaksa Penuntut Umum (JPU) menghadirkan sebanyak lima orang, yakni Aipda Wibowo Hasyim yang merupakan ayah korban dan Nur Fitriana ibu korban, serta Siti Nuraisah, Lilis Herlina selaku guru, dan Kepala SDN 4 Baito Sana Ali. Saksi Kepal SDN 4 Baito Sana Ali saat ditemui di Konsel, Rabu, mengatakan bahwa terkait kasus tersebut dirinya ditelpon oleh penyidik Polsek Baito bernama Jefri, yang kemudian mereka janjian untuk bertemu di rumah penyidik tersebut.
“Menyangkut kasus ini, Pak Jefri bilang bukti sudah ada, besok akan ada penetapan tersangka dan dijemput (Ibu Supriyani),” kata Sana Ali di hadapan majelis hakim.
Sana Ali menyebutkan bahwa dirinya sangat kaget mendengar kabar tersebut. Ia pun kemudian bertanya kepada penyidik mengapa cepat dilakukan penetapan tersangka dan menjemput Supriyani, padahal dirinya bisa mengatasi masalah tersebut.
“Saya bilang kenapa cepat sekali. Saya perbaiki ini masalah,” ujarnya.
Sana Ali mengungkapkan bahwa setelah itu penyidik kemudian meminta untuk membujuk Supriyani agar mengakui perbuatan dan diantar ke rumah orang tua korban. Yakni Aipda Wibowo Hasyim yang juga merupakan personel Polsek Baito.
“Saran itu, kemudian saya menghampiri Ibu Supriyani. Baru kita pergi minta maaf di rumahnya Pak Wibowo,” ucapnya.
Saat itu, kata Sana Ali, Supriyani menangis karena tidak tahu untuk meminta maaf kepada keluarga korban yang memang sama sekali dia tidak lakukan penganiayaan kepada anak Aipda Wibowo. Dengan terpaksa, Supriyani bersama suaminya menuruti Sana Ali untuk bertemu orang tua D.
Saat sampai di rumah orang tua D, mereka kemudian langsung bertemu dengan Aipda Wibowo, dan istrinya Nur Fitriana.