NASIONAL
NASIONAL

Bupati Konsel Sultra Blak-blakan Copot Camat di Tengah Viral Kasus Guru Supriyani: Ini Alasannya

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Bupati Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra), Surunuddin Dangga mencopot Camat Baito, Sudarsono di tengah viral kasus guru Supriyani jadi tersangka.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Surunuddin mengatakan pencopotan tersebut tidak berhubunga dengan kasus guru Supriyani. Sudarsono dicopot imbas pernyataannya yang mengatakan mobil dinasnya ditembak.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Diketahui, Camat  Sudarsono turut memfasilitisi Supriyani untuk memudahkan dirinya menjalani proses hukum yang berlangsung. 

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Walau demikian, Sudarsono sempat mengungkapkan bahwa dirinya tak pernah ikut campur persoalan hukum yang sedang dihadapi Supriyani. 

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Ia hanya memberikan fasilitas rumah aman yang di rumah jabatan Camat Baito hingga kendaraan mobil dinas. 

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Bantuan tersebut mengingat Supriyani juga adalah warganya di Kecamatan Baito. 

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Namun justru hal tersebut menjadi boomerang untuknya karena berpengaruh terhadap jabatan yang diemban. 

Bupati Konawe Selatan, Surunuddin Dangga mengeluarkan keputusan mengganti Camat Baito. 

Keputusan tersebut terjadi pada Selasa (28/10/2024). 

Bupati Konawe Selatan menggelar konferensi pers pada Kamis (31/10/2024), guna menjelaskan penarikan itu.

Simak empat poin yang dirangkum TribunnewsSultra.com soal Camat Baito yang diganti: 

1. Bukan Dicopot Tapi Dibina

Surunuddin membantah bahwa Sudarsono dicopot. 

Kata dia, Sudarsono hanya ditarik untuk keperluan pembinaan kepegawaian.

Berita Lainnya:
YBM BRILiaN-DD Waspada Salurkan Bantuan Penyintas Banjir ROB di Medan Belawan

Sudarsono digantikan oleh  Kasat Pol-PP Konsel, Ivan Ardiansyah, untuk sementara waktu.

Namun nantinya menurut Surunuddin jika warga masih menginginkan Sudarsono menjadi Camat Baito maka akan kembali diaktifkan. 

“Kalau sudah Aman dan masyarakat masih menginginkan dia, kita kembalikan (Camat Baito)” ujarnya.

Dirinya juga menyinggung kasus Supriyani. Surunuddin mengaku pihaknya telah membantu untuk penanganannya.

2. Khawatir dengan Keamanan, Usai Mobil Dinas Camat Baito Diduga Ditembak

Sudarsono menjadi sorotan setelah peristiwa dugaan teror penembakan kaca mobil yang dialaminya.

Mobil itu kerap ditumpangi oleh guru honorer bernama Supriyani di Konawe Selatan yang dituduh menganiaya muridnya.

Selama ini, Sudarsono hanya membantu Supriyani dengan menyediakan fasilitas tempat tinggal hingga kendaraan. Dia tidak campur tangan dalam proses hukum kasus Supriyani.

Sementara itu, Surunuddin berujar Sudarsono ditarik karena membuat pernyataan kepada publik mengenai dugaan penembakan mobil dinas miliknya.

“Dia laporkan ke saya mobil dinasnya ditembak, kata-kata ditembak itu membuat gaduh,” kata Surunuddin di Kendari, Kamis, (31/10/2024), dikutip dari Tribun Sultra.

“Sehingga kita tarik untuk dibina sebagai pegawai.”

Penarikan itu juga bertujuan untuk memastikan keamanan dan ketertiban Konsel, khususnya di Kecamatan Baito.

“Jangan sampai gara-gara ini situasi dan kondisi di sana tidak baik,” ucap Surunuddin.

Berita Lainnya:
Iran Tegaskan Dukung Semua Keputusan Hizbullah

3. Bukan Karena Kasus Supriyani

Surunuddin mengklaim penarikan Sudarsono tak ada sangkut pautnya dengan kasus guru honorer itu.

“Karena (kasus Supriyani) sudah berjalan di meja persidangan.”

 

Mengenai kasus Supriyani. Surunuddin mengklaim pihaknya sudah membantu menanganinya.

“Saya sebetulnya tidak mau sebut, tapi selama kasus ini saya berikan dukungan kepada Supriyani baik itu moril maupun materil, bahkan uang pribadi saya, saya pakai untuk membantu Supriyani selama menghadapi kasus ini,” kata Surunuddin.

Bahkan, dia tak melarang insitusi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) ketika akan memberikan dukungan moril kepada Supriyani.

4. Bupati Konawe Selatan Coba Bertemu Supriyani

Bupati Konawe Selatan, Surunuddin Dangga mengaku kesal terhadap orang-orang yang mencari panggung di kasus guru honorer Supriyani. 

Surunuddin juga sempat kesulitan bertemu dengan Supriyani.

Bahkan dirinya memerlukan waktu dua hari bisa bertemu dan berkomunikasi dengan Supriyani.

“Saya mau ketemu saja sama Supriyani kayak dihalang-halangi,” kata Surunuddin saat konferensi pers di Kota Kendari, Sualwesi Tenggara (Sultra), Kamis (31/10/2024).

“Mereka anggap jangan sampai didamaikan, loh kok begitu,” tuturnya.

Padahal, Kata Surunuddin, dirinya ingin bertemu dengan Supriyani untuk memastikan dan mendengar kronologi langsung dari yang bersangkutan. 

1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya