Mengapa Lehermu Sering Nyeri? Ini yang Mungkin Kamu Lewatkan

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ilustrasi Nyeri Leher. FOTO/Net. Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

BANDA ACEH – Nyeri leher sering dianggap sepele oleh banyak orang. Namun, siapa sangka, keluhan ini sebenarnya bisa berhubungan dengan kondisi yang lebih serius, seperti cervical syndrome atau bahkan hnp cervical.

ADVERTISEMENTS

Kalau kamu sering merasa nyeri di leher, terutama saat menggerakkan kepala atau setelah berjam-jam bekerja di depan komputer, mungkin ada hal-hal yang kamu lewatkan atau abaikan selama ini. Yuk, coba kita lihat beberapa penyebab yang bisa memicu nyeri leher dan tips sederhana untuk menguranginya.

ADVERTISEMENTS

1. Posisi Duduk yang Salah

Salah satu penyebab utama nyeri leher adalah posisi duduk yang kurang baik. Terutama jika kamu sering bekerja di depan komputer, duduk lama dengan posisi yang salah bisa memberi beban ekstra pada leher. Posisi tubuh yang bungkuk atau menunduk terlalu lama akan membuat otot leher bekerja lebih keras, yang lama-kelamaan bisa menyebabkan kelelahan otot. Tanpa disadari, ini juga bisa berisiko memicu hnp cervical.

ADVERTISEMENTS

Nah, solusinya adalah dengan memastikan posisi duduk yang ergonomis. Pastikan punggungmu bersandar dengan baik, layar komputer berada pada level mata, dan usahakan untuk mengambil jeda setiap 30 menit untuk mengistirahatkan tubuh.

ADVERTISEMENTS

2. Penggunaan Gadget Berlebihan

Di era digital ini, mungkin hampir semua orang tidak bisa lepas dari gadget, mulai dari smartphone hingga tablet. Posisi menunduk saat memainkan gadget, yang disebut dengan istilah “text neck,” adalah salah satu pemicu umum nyeri leher, bahkan bisa menyebabkan cervical syndrome. Ketika kamu terus-menerus menundukkan kepala untuk melihat layar, tekanan pada tulang belakang leher meningkat, yang pada akhirnya bisa menyebabkan nyeri berkepanjangan.

ADVERTISEMENTS

Untuk mencegah hal ini, cobalah untuk mengangkat gadget hingga sejajar dengan mata saat menggunakannya, dan kurangi waktu menunduk. Sesekali, gerakkan kepala ke samping dan lakukan peregangan ringan untuk melemaskan otot leher.

3. Salah Posisi Tidur

Nyeri leher juga bisa muncul karena posisi tidur yang tidak benar. Banyak orang tidak menyadari bahwa posisi tidur yang salah, terutama saat bantal terlalu tinggi atau terlalu rendah, bisa menyebabkan ketegangan otot leher. Kebiasaan ini, jika dibiarkan terus-menerus, juga bisa berkontribusi pada hnp cervical. Hnp cervical adalah kondisi ketika bantalan atau diskus di antara tulang belakang menonjol keluar, yang dapat menekan saraf di leher dan menimbulkan nyeri hebat.

Untuk itu, pilih bantal dengan ketinggian yang tepat dan mendukung lekukan alami leher. Jika memungkinkan, cobalah tidur telentang atau menyamping dengan bantal yang nyaman dan tidak terlalu tinggi.

4. Stres dan Kelelahan

Jangan remehkan efek stres dan kelelahan pada tubuh, termasuk lehermu. Ketika kamu merasa stres atau lelah, tubuh cenderung tegang, dan ini termasuk otot-otot di sekitar leher dan bahu. Ketegangan otot ini, jika berlangsung terus-menerus, bisa menimbulkan nyeri yang berkepanjangan.

Salah satu cara untuk mengurangi ketegangan akibat stres adalah dengan melakukan latihan pernapasan atau teknik relaksasi seperti yoga dan meditasi. Cobalah juga untuk istirahat cukup dan usahakan untuk mengelola waktu agar tidak mudah stres.

5. Kurangnya Peregangan Otot

Bekerja atau beraktivitas dengan posisi yang sama selama berjam-jam membuat otot tubuh, termasuk leher, kurang bergerak dan rentan mengalami kekakuan. Karena itulah, banyak orang yang mengalami nyeri leher akibat otot yang jarang diregangkan. Jika kamu kurang melakukan peregangan atau olahraga ringan, otot leher akan semakin mudah lelah dan menegang.

Usahakan untuk rutin melakukan peregangan sederhana. Misalnya, gerakkan leher secara perlahan ke kiri dan kanan, serta ke atas dan bawah selama beberapa detik. Lakukan juga peregangan ini setiap kali kamu merasa leher mulai tegang saat bekerja.

6. Cedera Ringan yang Tidak Disadari

Seringkali kita tidak sadar bahwa aktivitas sehari-hari dapat menyebabkan cedera ringan pada leher. Misalnya, mengangkat benda berat dengan posisi yang salah, terjatuh, atau bahkan saat berolahraga bisa menyebabkan leher tegang atau terkilir. Cedera ringan ini mungkin tidak terasa saat itu juga, tapi lama-kelamaan bisa menimbulkan nyeri yang cukup mengganggu.

Jika kamu merasa pernah mengalami cedera seperti ini, beri perhatian lebih pada leher dengan melakukan peregangan ringan atau menggunakan kompres hangat untuk meredakan nyeri.

7. Kecenderungan Genetik atau Riwayat Keluarga

Ternyata, beberapa kondisi yang menyebabkan nyeri leher, termasuk cervical syndrome, bisa juga diturunkan secara genetik. Jika ada anggota keluargamu yang memiliki riwayat nyeri leher atau masalah pada tulang belakang, kemungkinan besar kamu juga memiliki risiko yang sama. Meskipun ini tidak selalu terjadi, menjaga kesehatan leher dengan pola hidup sehat dan postur yang baik bisa membantu mengurangi risiko ini.

8. Usia yang Semakin Bertambah

Seiring bertambahnya usia, tubuh kita mengalami perubahan, termasuk pada tulang belakang dan leher. Diskus atau bantalan yang berada di antara tulang leher bisa mulai kehilangan elastisitas dan kekuatan seiring waktu, yang bisa menyebabkan hnp cervical pada usia lanjut. Faktor usia ini juga berkontribusi pada peningkatan risiko nyeri leher yang berkepanjangan.

Meskipun kita tidak bisa menghindari penuaan, menjaga kebugaran dengan olahraga ringan dan pola hidup sehat bisa membantu menjaga kondisi leher tetap baik. Pilih olahraga yang rendah risiko cedera, seperti berjalan kaki atau bersepeda, untuk menjaga kesehatan tulang belakang.

9. Salah dalam Latihan atau Olahraga

Meskipun olahraga sangat bermanfaat bagi kesehatan, melakukannya dengan cara yang salah justru bisa berisiko bagi leher. Misalnya, angkat beban tanpa posisi yang benar bisa memberi beban berlebih pada tulang belakang leher dan menyebabkan cedera. Ini juga berlaku pada beberapa gerakan yoga yang membutuhkan fleksibilitas tinggi.

Jika kamu baru memulai latihan, penting untuk mengikuti arahan pelatih dan mempelajari posisi yang benar. Dengan begitu, kamu bisa mengurangi risiko nyeri leher yang mungkin terjadi setelah berolahraga.

10. Pekerjaan yang Membutuhkan Aktivitas Fisik Berat

Beberapa pekerjaan yang membutuhkan angkat beban atau aktivitas fisik berat lainnya juga bisa memengaruhi kesehatan lehermu. Mengangkat barang dengan posisi yang tidak tepat atau beban yang terlalu berat bisa memberikan tekanan yang berlebihan pada leher dan punggung.

Untuk mengurangi risiko nyeri leher akibat pekerjaan, pastikan untuk mempelajari teknik angkat beban yang aman, dan gunakan alat bantu jika memungkinkan. Jangan lupa untuk selalu menjaga postur tubuh agar beban tidak berpusat di leher.

Exit mobile version