Beli Mesin dari Thailand, Operator Judi Online di Depok Beberkan Cara Licik Bandar: Jangan Percaya

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

BANDA ACEH – Polisi berhasil meringkus sindikat judi online di Kota Depok, Jawa Barat. Usut punya usut, alat bisnis haram tersebut mereka beli dari Thailand. Hal itu diungkapkan langsung oleh tersangka inisial R (21 tahun). Ia memiliki peran sebagai operator judi online tersebut. 

Saat dikonfirmasi awak media, R mengaku sudah dua tahun melancarkan bisnis haram ini. Ia belajar dari seseorang yang disebut bernama Rahadian. 

“Jadi duitnya itu disetor ke dia (Rahadian) juga,” katanya pada Selasa, 5 November 2024.

R mengaku menyesal terlibat dalam kasus judi online ini. Sebelum terjerumus, pemuda asal Depok itu bekerja di salah satu ritel. 

Lebih lanjut R mengatakan, bahwa alat judi online ini ia beli dari Thailand.

“Beli softwarenya dari Thailand, per bulan bayar Rp 600 ribu-an,” jelasnya. 

Ketika disinggung apakah ada aliran dana yang menguap ke pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi)? R mengaku tidak ada.

Lebih lanjut R mengungkapkan, per bulan pihaknya bisa mengantongi uang sebesar Rp 20 juta. 

Itu mereka gunakan untuk biaya sewa rumah kontrakan yang dijadikan sebagai kantor operasional judi online di Sukmajaya, Depok.

“Nggak banyak kalau buat saya, dulu waktu masih rame-ramenya sekitaran tahun 2023, itu kita dapat Rp 50 sampai Rp 70 juta. Kalau sekarang sudah turun Rp 15 sampai Rp 20 juta perbulan,” katanya. 

“Itu (duitnya) buat bareng-bareng. Ya buat kehidupan sehari-hari,” sambungnya. 

R pun mengakui, bahwa permainan judi online ini adalah setingan yang penuh rekayasa. Ia mengimbau agar masyarakat jangan lagi terjebak dengan permainan tersebut.

“Judi online itu ada setingan dari panelnya. Jadi di panel itu sudah ada ID yang kita seting menang berkali-kali atau bisa kita kalahin berkali-kali. Jadi jangan mudah percaya dengan judi online,” kata R penuh penyesalan. 

Exit mobile version