Donald Trump Menang Pilpres AS, Rusia Bakal Tagih Janji Akhiri Perang di Ukraina?

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Kremlin akan hati-hati dalam menyikapi kemenangan Donlad Trump dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat. Sikap ini berkaitan erat dengan janji Trump yang akan mengakhiri perang dengan Ukraina.Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Trump telah membuat beberapa pernyataan penting tentang keinginannya untuk mengakhiri perang Ukraina selama kampanyenya. Namun hal itu hanya membutuhkan waktu untuk membuktikan ucapan dan juga tindakannya setelah memenangkan kursi Presiden.

ADVERTISEMENTS
ad39

“Jangan lupa bahwa kita sedang berbicara tentang negara yang tidak bersahabat, yang secara langsung dan tidak langsung terlibat dalam perang melawan negara kita (di Ukraina),” katanya, dikutip Reuters, Rabu (6/11/2024).

ADVERTISEMENTS

Peskov mengaku bahwa ia tidak mengetahui adanya rencana Presiden Vladimir Putin untuk memberi selamat kepada Trump atas kemenangannya. Dia juga mengatakan bahwa hubungan dengan Washington berada pada titik terendah dalam sejarah.

ADVERTISEMENTS

Terkait janji Trump yang akan mengakhiri perang Ukraina, Peskov mengatakan hal itu tidak bisa dilakukan dalam semalam. Ia pun menantikan keputusan Trump dalam menangani situasi yang terjadi setelah dilantik sebagai Presiden pada Januari 2025.

ADVERTISEMENTS

“Kami telah berulang kali mengatakan bahwa AS mampu berkontribusi untuk mengakhiri konflik ini. Ini tidak dapat dilakukan dalam semalam, tetapi AS mampu mengubah arah kebijakan luar negerinya. Akankah ini terjadi, dan jika demikian, bagaimana kita akan lihat setelah (pelantikan presiden AS) Januari,” tegasnya.

ADVERTISEMENTS

Selama masa kampanyenya, Trump berjanji akan mengakhiri perang di Ukraina jika terpilih sebagai Presiden. Namun dia tidak merinci bagaimana mengatasi perang di Ukraina.

ADVERTISEMENTS

Putin mengatakan bahwa ia siap untuk berbicara tentang kemungkinan berakhirnya perang, tetapi perolehan dan klaim teritorial Rusia harus diterima, sesuatu yang ditolak oleh pimpinan Ukraina sebagai kapitulasi yang tidak dapat diterima.

Berdasarkan hasil hitung cepat Associated Press, hingga pukul 19.07 WIB Donald Trump unggul dengan 51 persen suara. Sementara Kamala meraih 47,5 persen suara rakyat Amerika.

Exit mobile version