ASIAINTERNASIONAL

Iran Bodo Amat dengan Hasil Pilpres AS

image_pdfimage_print

BANDA ACEH -Kemenangan Donald Trump pada pemilihan presiden Amerika Serikat pekan ini dinilai tidak begitu penting bagi Iran. 

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Hal itu disampaikan oleh Presiden Iran, Masoud Pezeshkian dalam sebuah pernyataan, seperti dimuat oleh kantor berita resmi IRNA pada Kamis, 7 November 2024. 

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Dikatakan bahwa Iran tidak peduli dengan siapa yang memenangkan pemilu AS dan Teheran akan tetap bersikap terbuka dengan segala bentuk kerja sama. 

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

“Bagi kami, tidak masalah sama sekali siapa yang memenangkan pemilihan Amerika, karena negara dan sistem kami bergantung pada kekuatan batinnya dan bangsa yang besar dan terhormat,” kata dia. 

Berita Lainnya:
Rumah Dinas Anggota Kabinet Belum Prioritas, Mensesneg: Jadi Menteri untuk Mengabdi, Bukan Cari Rumah
ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

“Kami tidak akan berpikiran tertutup dalam mengembangkan hubungan dengan negara lain (sementara) kami telah memprioritaskan pengembangan hubungan dengan negara-negara Islam dan negara-negara tetangga,” tambahnya. 

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, yang memiliki keputusan akhir dalam semua masalah negara, telah melarang diadakannya pembicaraan langsung dengan Amerika Serikat.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Kekhawatiran utama para pemimpin Iran adalah potensi Trump untuk memberdayakan Netanyahu untuk menyerang situs nuklir Iran, melakukan pembunuhan, dan menerapkan kembali kebijakan tekanan maksimum melalui sanksi yang lebih tinggi terhadap industri minyak negara itu.

Berita Lainnya:
Waduh! Warga Jarah Roda-Pintu Puluhan Truk, Kesal Tabrak Bocah di Tangerang

Namun, beberapa orang menduga Trump akan berhati-hati tentang kemungkinan perang.

Pada tahun 2018, pemerintahan Trump saat itu keluar dari pakta nuklir Iran tahun 2015 dengan enam negara adidaya dan kembali memberlakukan sanksi keras terhadap Iran, yang mendorong Teheran untuk melanggar batasan nuklir pakta tersebut.

Sanksi internasional atas program nuklir Teheran memaksa Teheran untuk mencapai pakta tahun 2015 di mana Iran setuju untuk mengekang program nuklirnya dengan imbalan pencabutan tindakan hukuman.


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya