BANDA ACEH – Guru honorer Supriyani kembali ke tempatnya mengajar yaitu SD Baito 4, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Sabtu (9/11/2024) siang.Berdasarkan pantauan di YouTube Kompas TV, para murid langsung menyambut Supriyani setibanya di depan sekolah.
Mereka tampak menangis sembari memeluk Supriyani. Tak cuma murid, para guru pun turut menangis dan memeluk Supriyani.
Setelah itu, Supriyani langsung menuju ke ruang guru.
Namun, di saat yang bersamaan, puluhan murid langsung menuju ruang guru untuk menyanyikan lagu ‘Hymne Guru’.
Di saat yang bersamaan, Supriyani juga diberi puluhan surat yang ditulis oleh para murid.
Adapun surat tersebut berisi rasa kangen dari para murid terhadap Supriyani dan memberikan semangat kepada sang guru.
Untuk Guru Supriyani Tersayang
Kita semua kangen banget sama Bu Guru Supriyani. Kita pengen belajar terus sama bu guru dan membersihkan bareng sama bu guru.”
Semoga urusannya cepat selesai sampai akhir hidup. Kita akan dukung terus bu guru.
Selamat pulang, guruku
I Love You
Pada kesempatan yang sama, Supriyani juga mengaku terharu atas sambutan dari para murid tersebut.
“Saat sampai di sekolah, anak-anak semua dari kelas 1-6 menyambut kedatangan saya. Saya sangat senang dan bahagia bertemu dengan mereka dan teman-teman di sini,” jelasnya.
Supriyani juga menjelaskan maksud kedatangannya ke sekolah untuk mengikuti uji kinerja pembelajaran.
Seperti diketahui, Supriyani tengah menjadi sorotan publik setelah dirinya dituduh melakukan penganiayaan berupa pemukulan terhadap anak polisi berinisial D.
D merupakan anak dari Kanit Intel Polsek Baito, Aipda Wibowo Hasyim.
Supriyani dituduh memukul D dengan menggunakan sapu ijuk sebanyak satu kali pada 24 April 2024 lalu.
Kini, ia sudah ditetapkan menjadi terdakwa dan harus menjalani sidang di Pengadilan Negeri (PN) Andoolo, Kendari, Sulawesi Tenggara.
Adapun Supriyani akan kembali menjalani sidang pada Senin (11/11/2024) dengan agenda pembacaan tuntutan.
Dokter Forensik Sebut Luka Korban Bukan akibat Pukulan Sapu
Dalam persidangan sebelumnya, Supriyani turut hadir dalam sidang dengan agenda permintaan keterangan dari saksi ahli pada Kamis (7/11/2024).
Pada kesempatan ini, tim kuasa hukum Supriyani menghadirkan saksi ahli yaitu dokter forensik RSUD Bhayangkara Kendari, Raja Al Fath Widya Iswara.
Dalam pernyataannya, Iswara mengatakan luka yang dialami korban bukanlah karena pukulan seperti dipukul gagang sapu seperti yang dituduhkan kepada Supriyani.
Mulanya, kuasa hukum Supriyani, Andri Darmawan bertanya kepada Iswara terkait luka korban yang diperlihatkan lewat foto yang ditayangkan saat sidang.
Lalu, Andri juga memperlihatkan barang bukti sapu yang disebut digunakan oleh Supriyani untuk memukul korban.
“Kalau ahli melihat ini, ini sebenarnya apakah dia (luka) diakibatkan luka karena pukulan sapu dengan pukulan tidak terlalu keras sebanyak satu kali atau perlu beberapa kali,” tanya Andri kepada Iswara, dikutip dari YouTube Tribun Sultra.
Lalu, Iswara menjawab kemungkinan luka yang timbul akibat seseorang dipukul dengan sapu tidak seperti foto luka korban yang diperlihatkan saat sidang.
Dia menuturkan luka tersebut kemungkinan akibat luka bakar atau terkena gesekan benda kasar.
Pasalnya, berdasarkan foto yang ditampilkan, luka korban terlihat melepuh sehingga muncul perkiraan akibat luka bakar atau terkena gesekan benda kasar.
“Kalau kita melihat ini bukan luka memar tapi luka melepuh kayak luka bakar, dan kedua kayak luka lecet.”
“Jadi ini seperti luka yang tersentuh bagian yang cukup kasar, jadi kayak melepuh,” jelas Iswara.
Andri lantas meminta penegasan Iswara terkait apakah luka yang diderita korban akibat pukulan gagang sapu atau tidak. Dokter forensik itu lantas membantahnya.
“Berarti kalau luka ini bukan luka akibat pukulan sapu, ya?” tanya Andri.
“Bukan,” jawab Iswara singkat.
“Jadi?” tanya Andri lagi.
“Bisa karena gesekan atau bisa karena terbakar sehingga melepuh,” jawab Iswara.
Lalu, sebelum Andri menanyakan terkait hal lain, dia lagi-lagi meminta penegasan Iswara apakah ada kemungkinan walaupun kecil luka yang diderita korban akibat dipukul sapu.