BANDA ACEH -Tiga calon Wakil Gubernur Sumatera Selatan akan segera berhadapan dalam Debat publik pada Minggu, 10 November 2024. Debat ini menjadi ajang mereka untuk menyampaikan visi, misi, serta pandangan strategis dalam memajukan Provinsi Sumsel.
Menariknya, tiga calon ini berlatar belakang pendidikan hukum. Bahkan dua di antaranya, Riezky Aprilia dan R.A. Anita Noeringhati telah meraih gelar doktor di bidang tersebut.
Sementara itu, Cik Ujang hanya memiliki gelar sarjana strata-1 yang sebelumnya sempat dipermasalahkan.
Pengamat Politik Sumsel, Ade Indra Chaniago, menilai perbedaan akademik ini akan menciptakan dinamika debat yang menarik.
“Bukan hanya soal gelar akademik, tapi kandidat dengan gelar doktor seringkali dinilai memiliki intelektual lebih tinggi. Ini yang menjadi pembeda di panggung debat nanti,” jelasnya, dikutip RMOLSumsel, Sabtu, 9 November 2024.
Ade memprediksi, Cik Ujang mungkin akan menghadapi tantangan dalam debat, diapit oleh dua kandidat bergelar doktor.
“Posisi Cik Ujang seperti ‘musuh bersama’ dalam debat nanti, karena kedua doktor ini memiliki kualitas intelektual yang lebih unggul jika dilihat dari gelar akademik mereka,” tambahnya.
Meski Cik Ujang berpengalaman sebagai kepala daerah, debat Pilkada diyakini akan memberi pengaruh besar terhadap penilaian audiens mengenai kualitas intelektual para kandidat.
“Debat ini bukan sekadar pidato atau adu argumen. Ini tentang adu strategi dan gaya kepemimpinan. Riezky dan Anita, dengan gelar doktor di bidang hukum, akan cenderung menyajikan pandangan lebih mendalam dan analitis, terutama dalam kebijakan hukum dan tata kelola pemerintahan,” paparnya.
Ade juga menyebut bahwa gelar doktor yang dimiliki Riezky dan Anita menjadi keunggulan tersendiri. Mereka diperkirakan lebih mampu menggali isu-isu strategis seperti regulasi dan kebijakan publik.
“Pendekatan ilmiah dan riset menjadi kekuatan bagi kandidat dengan gelar doktor dalam menghadapi masalah kompleks, terutama terkait hukum dan tata kelola daerah,” ujarnya.
Ade menambahkan, debat nanti akan memperlihatkan keseimbangan antara kecerdasan akademik dan pendekatan pragmatis. Hasilnya sangat bergantung pada kemampuan kandidat dalam menyampaikan ide-ide mereka dan menghubungkannya dengan kebutuhan masyarakat.
Kandidat bergelar doktor kemungkinan besar akan unggul dalam argumentasi yang mendalam, sementara Cik Ujang bisa membawa perspektif dari pengalamannya sebagai pemimpin daerah.
“Kualitas intelektual kandidat akan terlihat dalam debat nanti. Tapi tetap, hanya masyarakat yang akan menentukan siapa yang layak mendapatkan mandat,” tutupnya.