BANDA ACEH – Presiden Joko Widodo (Jokowi) lengser per 20 Oktober 2024, sejak saat itu nyaris tak ada kabar soal pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim).
Seperti diketahui, letak IKN sendiri ada di dua kabupaten yakni Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara.
IKN adalah proyek besar Jokowi untuk memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Kaltim, agar kemacetan berkurang dan terjadi pemerataan pembangunan.
Setelah Jokowi lengser, warganet atau netizen yang tidak pro pun mengembuskan isu bahwa IKN mangkrak.
Anggapan itu makin kuat, setelah mendengar pidato Politik Presiden Prabowo Subianto saat dilantik pada 20 Oktober 2024 di Gedung DPR/MPR, Senayan Jakarta, yang sama sekali tak menyinggung tentang pembangunan IKN.
Selain itu, anggaran IKN pada 2025 hanya dialokasikan sebesar Rp 4,1 triliun, atau anjlok berkali-kali lipat dibandingkan dengan 2024 yang mencapai Rp 35,37 triliun.
Benarkah IKN mangkrak?
Untuk membuktikan kabar-kabar yang berseliweran di media sosial, Ardi Quardianto, karyawan swasta yang berbasis di Jakarta, datang langsung ke IKN.
Setelah mendarat di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan, pada pukul 10.15 WITA, Ardi pun melesat membelah jalanan kota terbesar kedua di Kalimantan Timur menuju IKN.
Ardi menempuh perjalanan 2 jam melalui Tol Balikpapan-Samarinda, keluar di Samboja, untuk selanjutnya melintasi Jalan Nasional Sepaku.
Tiba di Rest Area IKN, Ardi berganti kendaraan dengan menumpang bus listrik yang disediakan Otorita IKN.
Bersama dengan ratusan pengunjung lainnya, Ardi disuguhi pemandangan pembangunan masif sejumlah gedung saat menjejaki Jalan Sumbu Kebangsaan Sisi Barat.
Mulai dari Rumah Sakit (RS) Hermina, rumah susun (rusun) ASN, Rumah Tapak Jabatan Menteri (RTJM), RSV Kementerian Kesehatan, Gedung Kantor Kementerian Koordinator (Kemenko) 4, Gedung Kantor Kemenko 3, Gedung Kantor Kemenko 2, dan Gedung Kantor Kemenko 1.
Kemudian Taman Kusuma Bangsa, Bukit Bendera, Beranda Nusantara, Kompleks Perkantoran Bank Indonesia, Gallery Center, Visitor Center, Plaza Seremoni, hingga Swissotel Nusantara sebagai pemandangan terakhir di Jalan Sumbu Kebangsaan Sisi Timur yang Ardi saksikan.
Dalam testimoninya kepada Kompas.com, Jumat (8/11/2024), Ardi mengatakan, setelah berkunjung dan melihat langsung, progres pembangunan IKN demikian luar biasa.
“Selama ini saya tahu perkembangan IKN dari media digital, terutama media sosial. Memang, terlihat banyak sekali pendapat seolah-olah pembangunan IKN terkendala. Tapi setelah melihat langsung, pembangunannya masif, dan pesat. Ini juga mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah sekitarnya,” tutur Ardi.
Menurutnya, dari sekian banyak konstruksi yang telah dan sedang dibangun, Istana Kepresidenan adalah yang paling ikonik.
Istana Kepresidenan ini terdiri dari Istana Negara dan Istana Garuda yang dirancang oleh seniman patung Nyoman Nuarta.
“Sementara gedung-gedung lainnya, terutama Gedung Kantor Kemenko sangat modern, rapi, dan menarik arsitekturnya,” cetus Ardi.
Adapun hingga saat ini, progres konstruksi fisik Batch I, II, dan III mencapai lebih dari 60 persen.
Gedung-gedung yang mendukung ekosistem perkantoran terus dikerjakan secara simultan.
Terutama empat kompleks Gedung Kantor Kemenko mencapai rata-rata di atas 60 persen.
Ketua Satgas Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur yang juga Plt Deputi Sarana dan Prasarana OIKN Danis Hidayat Sumadilaga memerinci, secara kuantitatif, Gedung Kantor Kemenko 1 telah mencapai progres 85,5 persen, Gedung Kantor Kemenko 2 mencapai 61,2 persen.
Kemudian Gedung Kantor Kemenko 3 mencapai 85,4 persen, dan Gedung Kantor Kemenko 4 mencapai 92,1 persen.
Menurut Danis, gedung-gedung Kantor Kemenko tersebut sudah terlayani air minum yang bersumber dari Instalasi pengolahan Air (IPA) Sepaku 300 liter per detik.
Terkait kebutuhan listrik Gedung Kantor Kemenko 1, 3, dan 4 juga sudah terlayani (energized) yang bersumber dari Gardu Induk PLN.
“Sedangkan untuk Gedung Kantor Kemenko 2 masih menggunakan listrik konstruksi yang bersumber dari jaringan eksisting (kabel udara),” ujar Danis.