NASIONAL
NASIONAL

DPR Minta Pemerintah Tangani Kemurkaan Peternak Sapi Perah

image_pdfimage_print

BANDA ACEH -Pemerintah diminta untuk menangani kemurkaan peternak sapi perah akibat dari kebijakan Industri Pengolahan Susu (IPS).

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Anggota Komisi IV DPR Firman Soebagyo menuturkan kebijakan baru itu memberatkan para peternak sapi perah. 

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Lantas, Firman mengingatkan tentang regulasi susu sapi Indonesia di era pemerintahan Presiden ke-2 RI Soeharto.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

“Oleh karena itu, ada posisi bergulir mana yang harus ditangani pemerintah, karena di era Pak Harto dulu kebutuhan untuk susu nasional, itu kan ada peraturan yang menyerap susu dalam negeri. Bahwa kandungan susu dalam negeri itu 40 persen kalau tidak salah,” kata Firman kepada Kantor Berita Politik dan Ekonomi RMOL, Selasa, 12 November 2024.

Berita Lainnya:
Usai Pakai Seragam Komcad, Menteri Kenakan Pakaian Safari Khas Prabowo di Akmil
ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Menurutnya, aturan atau kebijakan era pemerintahan Soeharto itu baik untuk para peternak sapi perah namun saat ini kebijakan itu sudah tidak ada lagi.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

“Sekarang ini, regulasi-regulasi itu sudah tidak ada lagi. Bukan nggak berlaku lagi, nggak ada lagi, setelah reformasi kan dianggap tidak ada,” tegasnya.

Berita Lainnya:
Prabowo Beri Arahan di Rakornas Tak Segan Tindak Tegas Pejabat yang Korup
ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Ia mengatakan kondisi itu dimanfaatkan oleh para pelaku industri pangan besar yang justru merugikan peternak sapi perah.

“Perusahaan besar, pelaku usaha besar ini untuk menyerap susu dalam negeri menerapkan aturan grade-nya terlalu tinggi, sehingga susu-susu peternak kita itu tidak memenuhi persyaratan,” ujar politikus Golkar tersebut.

“Inilah yang menimbulkan polemik, sehingga para perusahaan itu sering digunakan dengan susu impor,” demikian Firman Soebagyo. 


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya