MEDAN – H. Muhammad Nuh, anggota DPD RI Perwakilan Sumatera Utara sekaligus Ketua Pimpinan Wilayah Persatuan Islam (Persis) Sumatera Utara, menyampaikan penyesalannya atas bentrokan yang terjadi antara anggota TNI Yon Armed dan warga Desa Selamat, Kecamatan Biru-biru, Deli Serdang, pada Jumat malam, 8 November 2024.
Menurut Ustadz Nuh, bentrokan ini seharusnya dapat dihindari. Ia menegaskan bahwa peran TNI adalah mengayomi dan melindungi masyarakat, sementara masyarakat pun perlu menjaga kehormatan dan marwah institusi TNI.
“Kami sangat menyesalkan terjadinya peristiwa ini. Seharusnya ada komunikasi dan pemahaman yang baik antara masyarakat dan TNI,” ujar Nuh.
Bentrokan terjadi setelah adanya kesalahpahaman, ketika warga meneriaki beberapa oknum TNI dengan sebutan begal, yang memicu respon balasan dari anggota TNI.
Akibat kesalahpahaman ini, terjadi bentrokan fisik yang merenggut satu nyawa warga dan menyebabkan puluhan lainnya cedera.
Dalam kunjungan ke keluarga korban pada Senin (11/11), Ustadz Nuh, yang didampingi oleh Penasehat PW Persis Sumut Abdul Aziz, mengunjungi keluarga korban, termasuk Pak Indra, seorang guru SDIT Ummi Hafizhah, dan seorang remaja masjid yang turut menjadi korban luka dalam bentrokan tersebut.
Dalam kesempatan ini, Nuh menyampaikan dukungan dan empati kepada keluarga korban serta memberikan tanda kasih sebagai bentuk kepedulian.
Meskipun menyesalkan insiden ini, Nuh juga mengapresiasi langkah cepat Pangdam I Bukit Barisan yang segera turun tangan dan memerintahkan pengusutan menyeluruh dengan transparansi penuh.
Ia berharap peristiwa ini menjadi yang terakhir, terutama menjelang pelaksanaan Pilkada serentak pada 27 November 2024.
“Semoga kejadian ini tidak terulang lagi, dan kita dapat bersama-sama menjaga situasi yang aman dan damai,” tutupnya.[]