Surat Naim Qassem kepada Para Pejuang Hizbullah: Kalian Kebanggaan yang Mengguncang Fondasi Zionisme

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – – Sekretaris Jenderal Hizbullah, Naim Qassem, menulis surat yang ditujukan kepada para pejuang gerakan perlawanan Lebanon.

ADVERTISEMENTS
ad39

Dilansir PressTV, Qassem memuji perjuangan mereka yang terus berlanjut dalam menghadapi rezim Israel dan para pendukungnya.

ADVERTISEMENTS

Surat tertanggal 13 November 2024 tersebut, merupakan tanggapan atas pesan yang disampaikan oleh para pejuang Hizbullah pada Sabtu (9/11/2024).

ADVERTISEMENTS

“Kalian adalah kebanggaan yang mengguncang fondasi Zionisme,” tulis Naim Qassem dalam suratnya.

ADVERTISEMENTS

“Kekuatan perlawanan kalian memperkuat keteguhan kami dan meraih kemenangan melalui kekalahan musuh kami.”

ADVERTISEMENTS

Qassem memuji keyakinan para pejuang terhadap pembebasan al-Quds dan tanah yang diduduki.

ADVERTISEMENTS

Ia merujuk pada tekad kuat pejuang Hizbullah untuk membebaskan kota suci dan wilayah-wilayah lain yang diduduki oleh Israel.

“Kalian mengusir musuh dengan dahi kalian, dan menginjak mereka di bawah kaki kalian.”

“Kalian adalah kekuatan dalam menghadapi kesombongan dan tirani.”

Qassem juga menggambarkan bagaimana anggota kelompoknya telah “menjelajah ke jurang kematian, namun tetap bertahan.”

Hizbullah telah melakukan perlawanan keras terhadap agresi Israel yang meningkat sejak Oktober 2023.

Hingga saat ini, serangan Israel di Lebanon telah merenggut nyawa sedikitnya 3.360 orang, termasuk wanita dan anak-anak.

Sebelumnya pada Rabu (13/11/2024), Hizbullah menyatakan bahwa lebih dari 100 pasukan Israel tewas dan lebih dari 1.000 lainnya terluka akibat serangan balasan kelompok itu.

Korban tewas termasuk enam tentara Israel, yang dibunuh oleh pejuang Hizbullah selama 48 jam terakhir.

Kematian tersebut, terjadi setelah pejuang Hizbullah melakukan penyergapan terhadap Batalyon ke-51 Brigade Golani milik militer Israel di Lebanon barat daya.

“Pukul 10.00 pagi, pasukan Zionis memasuki sebuah gedung tempat para prajurit Hizbullah sudah menunggu,” ungkap pernyataan Hizbullah.

“Begitu mereka masuk, empat pejuang Hizbullah dilaporkan muncul dari terowongan di dekatnya dan melepaskan tembakan.”

“Pada saat yang sama, para pejuang perlawanan didukung oleh tembakan anti-tank dari segala arah.”

Serangan balasan Hizbullah juga telah menghancurkan lebih dari 43 tank Merkava canggih milik Israel, delapan buldoser militer, serta sejumlah kendaraan lapis baja, pengangkut personel, dan kendaraan Hummer.

Hizbullah juga berhasil menembak jatuh lebih dari enam pesawat nirawak Hermes canggih milik Israel.

Siapa Naim Qassem?

Masih mengutip PressTV, sebelum menjadi Sekretaris Jenderal Hizbullah, Naim Qassem telah lama menjabat sebagai juru bicara Hizbullah.

Ia mewakili gerakan perlawanan rakyat di forum publik internasional dan dalam penampilan media.

Pengalamannya yang luas, pemahaman yang mendalam tentang ideologi kelompok tersebut, serta keterampilan komunikasi yang kuat menjadikannya sosok berpengaruh dalam gerakan perlawanan Islam dan tokoh kunci dalam menyampaikan pesan dan perspektif organisasi tersebut.

Alhasil, Qassem telah memainkan peran penting dalam membentuk pemahaman publik tentang posisi dan tindakan Hizbullah, baik secara regional maupun internasional.

Naim Qassem lahir di Beirut pada tahun 1953.

Ia berasal dari keluarga di Kfar Fila, Lebanon selatan.

Ia menempuh pendidikan di bidang agama dan sains.

Di bawah bimbingan ulama Islam terkemuka Ayatollah Mohammad Hussein Fadlallah, ia belajar teologi.

Selain studi agamanya, Qassem memperoleh gelar sarjana kimia dari Universitas Lebanon, yang menunjukkan komitmennya terhadap pertumbuhan intelektual dan beragam minat akademis.

Pemimpin baru Hizbullah ini berperan penting dalam pembentukan Serikat Mahasiswa Muslim Lebanon pada tahun 1970-an, dan menjadi salah satu anggota pendirinya.

Aktivisme politiknya dimulai dengan Gerakan Amal Syiah Lebanon.

Namun, Revolusi Islam 1979 di Iran memengaruhi dirinya dan aktivis muda Syiah Lebanon lainnya secara signifikan, yang membuatnya berpisah dengan Amal.

Qassem memainkan peran penting dalam pembentukan Hizbullah.

Ia berpartisipasi dalam pertemuan-pertemuan penting yang berujung pada pembentukan kelompok tersebut dan sejak saat itu tetap menjadi tokoh berpengaruh di dalamnya.

Pada tahun 1991, ia diangkat sebagai wakil kepala Hizbullah oleh Sekretaris Jenderal saat itu, Abbas al-Musawi.

Selama bertahun-tahun, Qassem menjabat sebagai koordinator umum untuk kampanye pemilihan parlemen Hizbullah, dimulai pada tahun 1992 ketika kelompok tersebut pertama kali mengikuti pemilihan umum.

Qassem menjadi pejabat tinggi Hizbullah pertama yang menyampaikan pidato di televisi setelah pembunuhan Nasrallah, yang menegaskan kembali tekad gerakan tersebut untuk melanjutkan jalannya.

Dalam pidatonya pada tanggal 30 September, Naim Qassem meyakinkan bahwa Hizbullah akan segera menunjuk pemimpin baru dan melanjutkan perlawanannya terhadap Israel sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina.

Ia menekankan bahwa upaya Hizbullah hanya menandai awal dari perjuangan yang berpotensi panjang hingga pembebasan wilayah Palestina yang diduduki dan al-Quds.

 

Dalam pidatonya yang berdurasi 19 menit, Qassem menyatakan tekad dan komitmennya terhadap perjuangan tersebut.

Ia menegaskan bahwa pembunuhan Nasrallah tidak akan melemahkan tekad Hizbullah atau menggagalkan misinya.

“Apa yang kami lakukan hanyalah hal yang paling minimum. Kami tahu bahwa pertempuran ini mungkin akan berlangsung lama, tetapi kami akan menang seperti yang kami lakukan dalam pembebasan tahun 2006 dalam menghadapi musuh Israel,” ungkapnya

Exit mobile version