NASIONAL
NASIONAL

Boikot Israel, Laga Prancis Vs Israel di Stade de France Sepi Penonton

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Dukungan terhadap kemerdekaan Palestina terus digemakan dari arena olahraga. Terbaru datang dari Prancis, saat laga Les Bleus kontra Israel di Stade de France, Jumat (15/11/2024) dini hari WIB.Sebelumnya ramai seruan agar masyarakat Prancis tidak datang langsung ke stadion dalam laga ini. Seruan boikot terhadap duel lanjutan Grup A2 tersebut berlangsung sukses. Stadion kebanggaan Prancis yang berkapasitas 80 ribu tempat duduk, Stade de France sepi penonton.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Dilansir dari laman Reuters, penonton tak mencapai 20 ribu, atau hanya seperlimanya saja. AP mencatat penjualan tiket sebesar 16.600. Laga tersebut sempat diwarnai dengan cemoohan terhadap lagu kebangsaan Israel serta keributan kecil yang dipicu satu fan Israel.

Berita Lainnya:
Kejar Target Swasembada Gula dalam 4 Tahun, Zulhas Sasar Lahan Baru di Merauke
ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Di media sosial juga ramai dibagikan foto betapa sepinya Stade de France semalam. Salah satunya dibagikan oleh Freddie Fonton di akun X.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Dalam foto tersebut disertai keterangan Pertandingan Prancis vs Israel. Masyarakat Prancis telah memutuskan untuk tetap berada di rumah sebagai bentuk protes atas kejahatan perang Israel di Gaza.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Postingan ini kemudian mendapat tanggapan yang hampir semuanya memberikan dukungan atas aksi boikot pertandingan Prancis melawan Israel tersebut. Mereka berharap Israel dilarang tampil di ajang kompetisi olahraga khusus sepak bola.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Akun Stop Genosida mengomentari foto tersebut dengan menulis, “Mengapa orang Israel berkompetisi di kompetisi Eropa? Karena mereka adalah orang yang paling beruntung di dunia; mereka selalu memiliki hak untuk duduk di dua kursi. Ketika mereka ingin tampil di Eurovision, atau di kompetisi olahraga, mereka adalah orang Eropa, dan ketika mereka ingin mengusir orang-orang Palestina dari rumah mereka dan mengambil tanah mereka, mereka adalah “penduduk asli Timur Tengah”.

Berita Lainnya:
Sudah Rusak Parah, Mendesak Reformasi Total Peradilan
ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

“Mereka melakukan genosida, dan mereka masih dianggap sebagai korban. Mereka memiliki tentara terbesar di Timur Tengah, tetapi mereka adalah satu-satunya yang “keberadaannya dalam bahaya,” tulisnya.

“Faktanya, mereka adalah makhluk menjijikkan yang tidak menghormati siapa pun, tidak menghormati aturan, tidak menghormati hukum, dan tidak memiliki moralitas,” pungkasnya. 


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya