Lembaga Demografi UI Angkat Bicara soal Dugaan Perjokian Disertasi Bahlil

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

BANDA ACEH – Kelulusan program doktor Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia akhirnya ditangguhkan Universitas Indonesia (UI) pada Rabu, 13 November 2024. Diduga keputusan itu diawali dengan adanya Surat Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) yang menolak dicantumkan sebagai informan utama dalam disertasi doktoral Bahlil.

Selanjutnya disertasi Bahlil dikaitkan dengan praktik perjokian yang melibatkan salah seorang peneliti Lembaga Demografi UI, sehingga perlu ditangguhkan. 

Koordinator Nasional JATAM, Melky Nahar menyatakan bahwa pihaknya hanya memberikan persetujuan untuk diwawancara oleh Ismi Azkya yang memperkenalkan diri sebagai peneliti Lembaga Demografi UI. 

JATAM tidak diberi informasi bahwa wawancara tersebut merupakan salah satu proses penelitian untuk disertasi Bahlil.

Terkait tudingan ini, Kepala Lembaga Demografi UI, I Dewa Gede Karma Wisana angkat bicara. Ia membenarkan bahwa Ismi Azkya merupakan asisten tidak tetap dalam lembaganya.

“Ismi Azkya adalah asisten peneliti tidak tetap di Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia atau LD biasanya kami singkat. Seperti halnya juga peneliti tetap di LD, asisten peneliti tidak tetap itu juga sebenarnya bisa melakukan penelitian mandiri atau penelitian dengan lembaga lain atau institusi lain yang sesuai dengan minat atau tugas yang sedang dia peroleh,” jelas Dewa dikutip dalam Kanal Youtube Rhenald Kasali, Sabtu, 16 November 2024.

Namun terkait dengan disertasi Bahlil, Dewa menyatakan bahwa Ismi tidak bekerja untuk LD melainkan tim riset disertasi tersebut. Ia pun keberatan ketika Surat JATAM mencantumkan nama lembaganya.

“Kami sudah bertemu sebenarnya dengan Ismi dan mengklarifikasi, meng-crosscheck informasi tersebut, yang kami dapat informasinya dan juga bukti-bukti screenshot dari komunikasi yang diinisiasi oleh Ismi ke teman-teman di Jatam, Ismi tidak pernah sebenarnya mengklaim atau menggunakan nama LD sama sekali,” jelasnya.

Dewa menyatakan bahwa nama Ismi tidak tercantum dalam website LD. Namun ia menduga, munculnya nama LD terkait disertasi Bahlil ditemukan dalam sebuah hasil penelitian LD, di mana Ismi menjadi salah satu tim penelitinya.

“Kami menduga nama Ismi itu ditemukan atau diidentifikasi di salah satu publikasi kami yang sudah kami rilis juga di sosial media. Jadi ada salah satu penelitian tentang bantuan di Aceh, kami punya tim peneliti di sana dan Ismi merupakan salah satu research support,” ungkapnya.

Dewa pun tengah meminta klarifikasi lebih lanjut dari JATAM mengenai pencantuman nama lembaganya. Hal ini akan mengarah kepada masalah etik dalam suatu penelitian.

Ia pun menyayangkan baik JATAM maupun media, seharusnya mengklarifikasi terlebih dahulu ke LD.

“Jadi itu yang aneh sebenarnya buat kami. Walaupun tadi kami bisa jawab semua (pertanyaan),” tandasnya.

Exit mobile version