Wujudkan Pilkada Inklusif, AJI Banda Aceh Latih Jurnalis Perkuat Informasi Kelompok Marjinal

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Banda Aceh menggelar pelatihan untuk sejumlah jurnalis dalam rangka memperkuat pemberitaan yang inklusif menjelang kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Aceh 2024.

ADVERTISEMENTS
ad39

Kegiatan yang berlangsung di Aula MJC AJI Banda Aceh pada tanggal 15-17 November itu bertujuan meningkatkan kapasitas jurnalis dalam menyuarakan isu-isu kelompok marginal, termasuk penyandang disabilitas, perempuan, dan komunitas adat yang kerap terpinggirkan dalam demokrasi.

ADVERTISEMENTS

Ketua AJI Banda Aceh, Reza Munawir, mengungkap pentingnya peran jurnalis dalam menciptakan ruang demokrasi yang adil dan inklusif.

ADVERTISEMENTS

“Pilkada bukan hanya soal memilih pemimpin, tetapi juga memastikan suara setiap warga negara, termasuk mereka yang berada di kelompok marjinal harus didengar dan diperhitungkan,” ujarnya.

ADVERTISEMENTS

AJI Banda Aceh juga mendorong jurnalis dan media melakukan cek fakta informasi, terutama isu marginal yang sering ditemukan pada momen pilkada.

ADVERTISEMENTS

Pelatihan bertema Cek Fakta Pilkada Aceh 2024 itu menghadirkan tiga narasumber Juli Amin (Korwil Sumatera AJI Indonesia), Syifa Urrachmah, (Guru dengan disabilitas), dan Raihal Fajri (Direktur Katahati Institute).

ADVERTISEMENTS

Juli Amin memberikan penguatan materi mencakup teknik menggali narasi-narasi para calon gubernur Aceh perihal kelompok marginal, menghindari stigma dalam pemberitaan, serta cara memanfaatkan data guna mendukung isu-isu relevan.

“Karena selama ini isu-isu terhadap kelompok marjinal kerap dimanfaatkan sebagai topik dalam berkampanye, sehingga media didorong untuk menyajikan fakta sebenarnya. Tidak hanya terpaku pada pernyataan politik,” katanya.

Sementara, Syifa Urrachmah, mengatakan selama ini isu marginal terkait disabilitas hanya menjadi pemanis citra politisi saat musim kampanye. “Disabilitas kayak alat yang dijadikan untuk Pilkada. Janjinya pasti nanti disabilitas kami rangkul, dikasih pekerjaan, dan diberi akses pendidikan. Tapi faktanya tidak ada,” ungkapnya.

AJI Banda Aceh berharap pelatihan peningkatan kapasitas ini menjadi bekal untuk memperbaiki kualitas informasi selama Pilkada, sehingga isu-isu penting selama Pilkada Aceh 2024 dapat diberitakan secara inklusif dan transparan.[]

Exit mobile version